BERSAMA BINTANG
Sambil menunggu cerita ParaDetect
yang masih dalam penggarapan saya posting dulu cerita soal percintaan
yang cerita ini adalah cerita yang paling pertama yang saya buat jauh
sebelum cerita ParaDetect di buat. Untuk kisah nya silahkan baca dan
mudah-mudahan kalian suka, atas kunjungan nya saya ucapkan terimakasih.
BERSAMA BINTANG
BAGIAN PERTAMA
KEBENCIAN
![]() | |
| Pic by google editing by irwannuurul |
Niko
adalah seorang pemuda yang tampan di kelasnya, dia mempunyai pacar
bernama Sinta. Ya meskipun ia sudah mempunyai pacar tapi menurutnya dia
hanya lah beban bagi hidupnya.
Sekitar pukul 06:30 Nico masih tertidur pada hal ia harus siap-siap pergi ke sekolah hari ini.
"Niko
cepat bangun, apa kamu tidak masuk sekolah hari ini ?" tanya ibunya
menegur dengan masuk ke kamarnya dan membuka gorden kamarnya.
"Iya bu, hari ini aku sekolah ko" jawab nya dengan mata masih mengantuk dan menguap.
"Kalo
gitu cepat mandi sana, nanti telat" tegur ibunya lagi merintah, Niko
yang masih ngantuk ahirnya bangun dan pergi ke kamar mandi untuk
membersihkan tubuhnya, setelah selesai ia pun ganti baju dan membereskan
buku yang akan di bawa ke sekolahnya, Niko pun turun tangga menghampiri
keluarganya di meja makan.
"Lain
kali kalo tidur jangan kemalaman sampai harus di bangunin segala, oya
besok papah sama mamah mau nengok paman kamu yang sakit jadi besok kamu
kesekolah naik motor saja karena mobilnya mau papah pake" ayahnya
mengingat kan.
"Oh,
ya deh pah" jawabnya santai sambil melahap sarapannya, ia pun selesai
sarapan dan pamitan ke orang tuanya untuk pergi ke sekolah dengan
mengendarai mobil, sesampainya di sekolah ke dua temanya telah menunggu,
"
Eh brow kemana aja lo semalam ?" tanya Luki sambil bersalaman has anak
muda. Dia orang nya baik dan punya ke ahlian mengetik sms tanpa melihat
hp nya, hmm hebat.
"Sory ada urusan" jawabnya dengan tersenyum.
"Emang ada apa si ?" tanya Rido penasaran. Dia juga sahabat ku yang baik.
"Ya
ilah mau tau aja lo urusan orang." jawabnya lagi sama seperti tadi, bel
pun berbunyi dan semua murid masuk ke kelasnya masing untuk mengikuti
pelajaran. Sementara di kelasnya Niko.
“Oke
anak-anak hari ini kita kedatangan siswa baru dan ibu harap kalian bisa
berteman denganya, oke nak perkenalkan nama kamu sama teman baru kamu
?" ibu guru memperkenal kan seseorang dan menyuruh ia memperkenalkan
dirinya,
"Halo
semua, kenalin nama ku Sheila.." ucapnya polos, Sheila adalah seorang
gadis cantik yang lugu dan juga baik hati, kisah cinta dia begitu rumit
karena sering di khianati oleh pasangan terdahulunya.
"Oke Sheila, silahkan kamu cari tempat duduk kamu sendiri" suruh guru itu.
"Baik bu" jawabnya singkat, Sheila pun duduk di tepat di samping Niko dan di hati Niko muncul sebuah perasaan cinta, .
"Nama kamu Sheila ya ?" tanya Niko saat Sheila duduk di sebelahnya yang kebetulan sedang kosong.
"Iya, kamu ?" balas nya singkat sambil melepas tas nya.
"kenalkan
nama aku Niko." jawabnya dengan menjulurkan tanganya untuk bersalaman
dan Sheila pun menyambutnya dengan senyum manis nya, proses ngajar
mengajar pun di mulai sejak perkenalan itu dan saat waktu istirahat tiba
semua murid pun keluar dan tinggalah mereka berdua.
"Nampaknya kamu anak yang lugu ya ?" tanya Niko membuka percakapan
"Mmh, nggak juga biasa aja ko" jawab nya pelan dan sedikit malu.
"Kalo ada waktu mau nggak kamu ku ajak ke tempat ma aku ?" tawarnya.
"Boleh aja, dimana ?" tanyanya penasaran.
"Sudahlah nanti aku beri tau, oya no kamu berapa ?" jawabnya sambil minta nomor telepon genggam nya.
"Boleh" jawabnya lagi sambil mengambil secarik kertas dan pulpen untuk menuliskan nomor dan menyerahkanya ke Niko.
"Ok,
thanks ya" ucap Niko tersenyum, namun di sela-sela percakapan mereka
berdua telah ada seorang wanita tengah berdiri di balik pintu dan
mendengarkan mereka yang tak lain adalah Sinta adalah pacarnya Niko yang
menurutnya adalah pacar yang hanya jadi beben bagi nya.
"Sialan, beraninya dia ngobrol sama cowok gue." gerutunya dalam hati.
"Ada apa Sin ?" tanya temennya sinta yang tiba-tiba datang dari belakang,Vera namanya.
"Liat deh, beraninya cewek itu ngeganggu pacar gue. Kita harus beri dia pelajaran" ucapnya kesal.
"Tapi gimana caranya ?" tanya Vera penasaran.
"Kita cegat dia sehabis pulang oke !" jawabnya dengan nada kesal dan pergi meninggal kan kelas itu.
"TEEET"
bel tanda pulang pun berbunyi dan semua murid pun berhamburan ke luar
untuk pulang ke rumahnya masing-masing, Sheila berjalan dengan tatapan
mata berkonsentrasi memperhatikan jalanan namun ia tak menyadari kalo
dirinya di ikuti oleh Sinta, setelah melewati jalan yang cukup sepi dan
becek Sinta dan Vera pun mencegatnya seketika Sheila kaget,.
"Kalian mau apa, jangan ngalangin dong" ucap Sheila memohon dengan mencoba menerobosnya namun berhasil di tahan.
"Heh mau kemana lo ?" tanya nya sedikit santai dengan mata penuh kebencian dan Sheila hanya terdiam.
"Heh lo jangan keganjenan ya gangguin pacar orang" ucap Vera sinis.
"Pacar, maksud kamu siapa ?" tanya Sheila penasaran.
"Alaah, jangan pura-pura nggak tau deh" sinis Sinta.
"....."
"Eee, ni anak malah diam, itu yang di kelas" teriak Sinta kasar.
"Mak, maksud kamu Niko ?" tebaknya patah-patah.
"Iya siapa lagi kalo bukan dia" bentak Sinta kasar sambil mendorong Sheila dengan kuat dan ia pun terjatuh.
"Aduh"
rintih Sheila, Sinta terbahak-bahak menyaksikanya terjatuh bersama Vera
dan mereka pun pergi dengan melontarkan kata-kata kasar padanya,
setelah mereka pergi ia pun bangun dari jatuhnya dengan baju penuh
lumpur karena jalanan sedikit becek.
"Ya
Allah, kuat kan hambamu ini dalam cobaan mu ya Allah.." doanya dalam
hati dengan meneteskan air mata yang berlinang di pipinya.
Sementara di rumah nya Niko, Luki dan Rido sedang asik bermain game di kamar Niko dan Niko saat itu sedang tiduran.
"Eh tau nggak cewek baru di kelas gue, cantik banget sob jadi naksir gue" ucap Niko memulai percakapan.
"Apa lu bilang ?, terus si Sinta di kemanain ?" kaget Luki, dengan mata terfokus pada permainan.
"Iya si Sinta mau di kemanain coba ?" tanya Rido tak mau kalah.
"Gue
bosen ma dia, jadi nggak ada waktu buat main, pengenya di perhatiin
mulu tapi merhatiin gue boro-boro, cuma jadi beban aja" jawabnya dengan
menghela nafas, di luar rumah Niko terlihat Sinta berjalan menuju
rumahnya dan ia pun mengetuk pintu dan pembantulah yang membukakan pintu
itu
"Maaf cari siapa non ?" tanya pembantu itu sopan.
"Oh niko nya ada bi ?" tanya Sinta.
"Ada
non, silahkan masuk bibi panggil kan dulu.." jawab pembantu itu dan
langsung pergi ke lantai atas menuju kamar Niko, Sinta pun masuk dan
duduk di sofa yang empuk, dengan mengetuk pintu pembantu itu memanggil.
"Den, den Niko ?" ucap pembantu itu mengetuk pintu.
"Ya bi ada apa ?" jawabnya kembali bertanya.
"Ada tamu mencari den Niko" jawabnya dan langsung turun lagi, Niko pun turun dari kamarnya.
"Hay sayang ?" sapa Sinta dengan menghampiri Niko dan bermaksud untuk memeluknya namun Niko menolaknya.
"Ada apa kamu kemari ?" tanya Niko dengan nada malas.
"Ih ko gitu si ?" ucap Sinta manja.
"Udah, mau apa kamu kesini ?" tanya Niko dengan mata melotot.
"Aku mu ngajak kamu jalan-jalan nih" jawabnya pelan.
"Nggak, karena ku mau hari ini detik ini kita putus oke !" tolak nya dengan nada agak keras,
"Loh salah aku apa Nik ?" tanya Sinta dengan menangis saat mendengar kata putus dari Niko.
"Udalah
jangan nangis segala deh mening kamu pergi dari hadapan gue oke!" pinta
Niko Sinta pun dengan menangis berlari keluar, dan Niko pun kembali ke
kamarnya.
"Siapa nik ?" tanya Rido penasaran.
"Sinta" jawabnya lemas dan kembali tiduran.
"Terus kenapa muka lo kusut gitu ?" tanya Luki heran.
"Gue baru mutusin dia sob" jawabnya dengan menghela nafas.
"APA...!!!"
kedua teman Niko kaget mendengar itu dengan ternganga dan saling
pandang, Mungkin sedikit jahat tapi Niko melakukan itu hanya untuk
memperbaiki nasib nya karena sejak pacaran sama Sinta dia sering menyita
waktunya bersama kawan-kawannya dan keluarganya bahkan saat waktunya
Niko tidur ia sering di paksa untuk mendengarkan ocehanya tiap malam
melalui hand phonenya hingga ia selalu kesiangan untuk bangun dan sering
di tegur oleh orang tuanya.
Sinta
masih menangis dengan berlari kecil dan dari kejauhan terlihat ada
wanita sedang sedang berjalan dan melihat Sinta menangis dan ternyata
itu Vera sahabatnya.
"Sin, Sinta..!!" teriaknya dengan menghampirinya.
"Sin, kenapa lo nangis ?" tanya Vera penasaran.
"Niko Ver ?" jawabnya dengan terisak-isak dan langsung memeluk sahabatnya.
"Niko kenapa Sin ?" jawabnya kembali bertanya dan melepaskan pelukanya dengan pelan,
"Niko mutusin gue Ver" jawabnya terisak dan mengusap air matanya yang berlinang di pipinya.
"Hehh, ini pasti gara-gara cewek baru itu. Iya kan ?" tuduhnya pada Sheila.
"Yah, bener ini pasti gara-gara dia" tuding Sinta menyalahkan lagi Sheila dengan mata penuh dendam.
Besoknya
di sekolah seperti biasa para murid sedang bermain-main karena waktunya
istirahat, terlihat Sheila sedang memesan makanan di kantin dan setelah
mendapatkan makanan itu lengkap dengan minumanya ia pun duduk di sebuah
meja makan yang di sediakan kantin itu, namun saat mau makan Sinta pun
datang dengan sahabatnya dan memarahinya.
"Heh ganjen, mau lo apa si..?" tanyanya dengan melotot dan menumpakan minumanya ke muka Sheila.
"Maksud
kamu apa Sin, aku nggak ngerti ?" jawab Sheila penasaran dengan muka
sedih karena dia pikir baru dua hari di sekolah ini ada sudah yang
berbuat jahat padanya.
"Heh pasti gara-gara lo kan gue di putusin ma Niko ?" bentak Sinta.
"Apa ?, kamu diputusin ?" tanyanya dengan heran.
"Iya
gara-gara elu..!!!" bentaknya lagi, saat Sinta membentak-bentak Sheila
muncul Luki dan Rido dan berusaha untuk membela Sheila.
"Heh Sin lo apa-apaan si, bentak-bentak gitu ?" ucap Luki membela Sheila.
"Heh kita nggak urusan ya ma lo berdua" sahut vera membentak.
"Ya
ada lah, karena sekarang Sheila adalah sahabat kita" ucap Rido membela
sementara Sheila kaget mendengar kata-kata itu dan merasa di selamatkan
oleh mereka berdua.
"Heuuuh.." kesal Sinta dan langsung pergi meninggal kan kantin.
"Shel, kamu nggak papa kan ?" tanya Luki dengan menatapnya.
"Ya,
nggak papa, makasih ya ?" ucap Sheila, dan mereka pun pergi dari kantin
itu. Saat Sheila dan ke dua sahabat Niko sedang berjalan di lorong
kelas mereka bertemu dengan Niko.
"Ya
ampun, kamu kenapa Shel ? kok baju kamu basah ?" tanyanya Niko kaget
saat melihat baju Sheila basah, Sheila hanya menatapnya sebentar dan
langsung pergi begitu saja dengan air mata yang menetes.
"Shel, Sheila...?!" teriak Niko memanggil namun tak di gubrisnya.
"Eh sob kenapa si Sheila, kok jadi gitu ke gue ?" tanya Niko ke dua temanya heran.
"Tadi tu dia abis di bentak-bentak ma mantan lo, nggak tau masalah apa" jawab Luki jelas.
"Haa bener tuh, ampe di siram segala lagi" tambah Rido.
"Apa
kalian bilang ?, di bentak-bentak ?" kaget Niko lagi, Niko pun pergi
meninggalkan teman-temannya menyusul Sheila dan Niko pun bertemu
denganya di kelas dan menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Kamu nggak papa kan ?" tanya Niko.
"Eh, nggak papa ko" jawab Sheila kaget dan menyusut air matanya dan lekas pergi namun Niko menahanya.
"Tunggu Shel ?" tahanya dengan memegang tanganya.
"Nanti malam kamu mau kan ku ajak ke tempat itu ?" ajak Niko memohon.
"Tapi, gimana dengan Sinta ?" jawab nya pelan dengan sedikit berkaca-kaca.
"Udah,
nggak di pikirin, mungkin kamu ngira aku ini jahat atau sombong, tapi
itu akan ku ceritakan nanti di sana, gimana mau kan ?" ajaknya lagi
dengan memohon, dan ahirnya Sheila pun mengiyakan ajakannya.
"Makasih ya Shel" ucap Niko senang, bel pun berbunyi tandanya untuk kembali belajar.
Malam harinya pun Niko mendatangi rumah Sheila untuk menjemput nya,
"Permisi" ucap Niko mengetuk pintu, pintu itu pun terbuka oleh ibu nya Sheila.
"Cari siapa ya ?" tanya ibunya Sheila.
"Sheilanya ada tante ?" jawab Niko menanyakan Sheila. "O ada silahkan masuk" jawab ibunya Sheila ramah.
"Sheila, ada temanmu ni datang...!" teriak ibunya memanggil.
"Ya
bu bentar...!" balasnya, Sheila pun keluar dari kamar nya dengan paras
yang cukup cantik dan rambut di ikat serta memakai jaket.
"Kamu mau kemana ?" tanya ibunya penasaran.
"Pergi dulu bu bentar" jawabnya singkat.
"Ya sudah kamu hati-hati ya" pesan ibunya
"Nak, titip anak ibu ya..?" pesanya lagi ke Niko.
"Baik
tante" jawabnya tersenyum singkat, Sheila pun mencium tangan ibu nya
untuk pamitan dan mereka pun pergi dengan sebuah motor Ninja milik Niko,
sepanjang jalan Sheila memegang erat pinggang Niko karena jalanya cukup
cepat dan mereka pergi ke sebuah bukit yang indah di malam itu, setelah
sampai di tujuan Niko pun mengajak Sheila ke tempat yang sering ia
datangi untuk menenangkan hati dari segala gundahnya.Dan mereka pun
duduk berdampingan di atas rumput hijau yang menghampar luas dengan
pemandangan di bawah adalah suasana kota di waktu malam dengan lampu
yang bercahaya indah dan di langit bertaburan bintang yang berkelip
indah.
"Kamu ngajak aku kesini ?" tanya Sheila kagum melihat keindahan tempat itu di waktu malam.
"Yah, aku sering ke sini kalo pikiran ku lagi kacau Shel" jawabnya menjelas kan
"Aku sering curhat sama bintang itu, yah sedikit aneh memang" tambahnya lagi.
"Sebenernya aku juga sama kaya kamu Nik" ucap Sheila dengan saling memandang.
"Oya, kamu mau ngapain ajak aku kesini ?" tambah Sheila bertanya dengan melepaskan pandanganya dari Niko.
"Oya, masa sih ?" tanya Niko penasaran,
"Yah, itulah aku, kalo cuaca malam cerah seperti ini aku juga sering melakukan yang sama sepertimu." jawabnya jelas.
"Ehhh,
oya lupa, aku ajak kamu kesini itu hanya ingin menceritakan yang
kemarin-kemarin, soal aku mutusin Sinta, dan efek nya kamu juga yang
kena" ucap Niko menghela nafas sambil menatap bintang-bintag di langit.
"Terus ?" tanya Sheila penasaran.
"sebenernya aku tuh lagi nyari cinta, cinta yang bener-bener tulus" ucap Niko dengan memandang wajah Sheila.
"Lalu ?" tanya Sheila lagi.
"Aku
sama Sinta tu dulunya baik-baik aja, awalnya dia terlihat gadis yang
sopan, perhatian, baik juga ramah, tapi itu semua hanya siasatnya saja
untuk mendapat kan aku dan setelah kita pacaran keadaan pun berubah, dia
sekarang nggak seperti dulu lagi, dia sombong, mau menang sendiri dan
banyak nyita waktu aku dengan hal-hal yang tak berguna" ucap Niko
menceritakan pengalamanya dulu saat masih pacaran Sinta, dan Sheila pun
memperhatikan cerita Niko dengan seksama.
Saat
itu Niko seperti orang bodoh yang mau di bohongi oleh Sinta dengan
segala tipu daya nya sampai ia menyadarinya dan memutuskanya.
"Kamu sabar aja, mungkin di luar sana masih ada wanita yang mau sama kamu" hibur Sheila,
"Termasuk aku" gumamnya dalam hati, diam-diam ternya ta Sheila mencintai Niko.
"Oya, apa kamu juga ada cerita seperti aku saat curhat bersama bintang ?" tanya Niko ingin tau.
"Yah,
ada si saat aku pacaran sama seorang laki-laki tapi selalu di ahiri
dengan penghiatan, dari situlah aku sering ngomong sendiri di temani
bintang-bintang itu" jawabnya dengan memandang ke langit yang penuh
bintang.
"Di situ aku sering memikirkan siapa cinta ku yang sebenarnya" tambahnya lagi.
"Oh, sory ya jadi ngungkit masa lalu kamu ?" maaf Niko.
"Ya nggak papa ko" balas Sheila.
"Oya,
udah malam pulang yuk ?" ajak Niko, dan mereka pun pergi untuk pulang
ke rumahnya masing-masing. Ke esokanya di sekolah waktu istirahat saat
Sheilla sedang makan-makan ia kembali di labrak oleh Sinta.
"Heh ganjen, masih aja lo deketin Niko ya...?" bentak Sinta, seketika Sheila pun kaget dan memandang Sinta.
"Ma, maksud kamu apa sin ?" jawab Sheila terbata-bata dengan berkaca-kaca.
"Alah nggak usah belaga bego lo" ucap Vera kasar.
"Tadi malam gue liat lo jalan kan ma Niko ?" bentak Sinta lagi.
"Ka, kamu tau dari mana ?" tanya Sheila heran.
"Alah
itu urusan gue mau tau dari mana..." bentak nya lagi. Sinta tau saat
dia baru pulang dari rumah Vera yang kebetulan lewat rumah Sheila dengan
taxi, di sana Sinta lihat Niko baru saja sampai setelah pergi dari
tempat itu.
"Lo
tu emang harus di beri pelajaran ya" tambah Sinta, saat tangan Sinta
akan menampar Sheila tiba-tiba tangan Sinta di tahan oleh Niko yang
datang dengan ke dua sahabatnya.
"Lo tu apa-apaan si Sin ?" tanya Niko dengan mata penuh amarah.
"Iih, kenapa si lo belain dia terus ?" jawabnya dengan berusaha melepaskan tanganya dari Niko.
"Ya, karena sekarang Niko lebih menyukai dia dari pada lo" jawab Luki memberikan alasan,
"Heh, diam lo" bentak Vera pada Luki yang berada di samping Sheila.
"Oke kali ini lo menang Shel, tapi nanti. Awas lo" ancam Sinta dan ia pun pergi dari tempat itu.
"Lo nggak papa kan Shel ?" tanya Rido.
"Ya, aku nggak papa ko" jawabnya sedikit terisak.
"Sory ya Shel, gara-gara gue lo jadi kebawa-bawa" maaf Niko.
"Ya,
nggak papa" jawab nya singkat dengan masih berkaca-kaca. Mereka pun
pergi di tempat itu karena bel sudah berbunyi. Pada saat Niko mengajak
Sheila pergi pulang secara tak sengaja Sinta melihat mereka saat ia
berada dalam taxi.
"Sheil aku antar ya pulang nya ?" ajak Niko membuka cerita.
"Nggak usah deh Nik takut salah paham lagi" tolak Sheila sambil terus berjalan ke arah gerbang pintu keluar.
"Udah lah Sheil aku antar ya ?" ajak nya lagi memaksa.
"Niko maaf ya aku nggak bisa hari ini" tolaknya lagi dengan menatap ke wajah Niko.
"Ya udah kalo gitu kamu hati-hati ya" pesan Niko dengan memegang tangannya.
"Yah makasih" balasnya singkat. Dan Sheila pun pergi meninggalkan Niko, tiba-tiba Luki muncul.
"Kenapa Nik ?" tanya Luki heran.
"Oh, nggak cuma nggak mau di anter aja dia. Oya si Rido manah ?" tanya Niko lirik kanan kiri.
"Tadi
dia ada urusan katanya makanya pulang duluan" jawab Luki, dan mereka
berdua pun pergi meninggal kan sekolah dengan motornya masing-masing.
Di
perjalanan pulang, Sheila terus melangkah kan kaki menuju rumahnya
namun di tengah perjalanan ia hampir di serempet oleh sebuah mobil dan
ia pun jatuh, secara tiba-tiba orang yang berada dalam mobil itu keluar
dan langsung menyeret nya untuk masuk ke mobilnya,
"Ayo masuk cepat !!" bentak preman itu sambil terus menyeret nya.
"Lepasin
hiiih, jangan..." ronta Sheila berusaha melepaskan cengkraman sang
preman namun tak berhasil, secara tidak langsung Rido yang lewat jalan
itu dengan motornya melihat Sheila yang sedang di seret ke mobil dengan
meronta-ronta, pada saat ia mau menolong, mobil itu keburu melaju
kencang dan Rido pun langsung mengejar namun di tengah perjalanan
motornya berhenti kehabisan bensin.
"Ah, motor sialan..." kesal Rido, namun ia hapal plot nomornya. Rido pun berusaha nelepon Niko namun tidak angkat.
"Ayo
dong angkat" ucap Rido ter engah-engah, ahirnya ia pun pergi untuk
membeli bensin, setelah itu ia langsung melaju dengan motornya menuju
rumah Sheila, sementara itu di rumah nya Sheila.
"Asalamualaikum ?" salam Niko mengetuk pintu.
"Walaikumsalam" jawab ibunya Sheila membuka pintu.
"Siang tante, Sheila nya ada ?" tanya Niko ramah.
"Sheila nya belum pulang tuh, memang nya nggak bareng lag ?" jawab ibu nya Sheila heran.
"Iya si tante tadi udah saya ajak tapi...." belum selesai Niko bicara tiba-tiba suara motor terdengar dari belakang.
"Nik gawat, si Sheila....." ucap Rido ter engah-engah dengan turun dari motor nya.
"Gawat apanya si do ?" tanya Niko heran.
"Iya ada apa na Rido sepertinya tadi kamu nyebut nama anak tante Sheila ?" panik ibunya Sheila.
”She, Sheila di culik tante” jawab nya masih terengah-engah
“Apa ?, ya Allah kenapa bisa ?” ibunya pun semakin cemas dengan anak nya itu
"Eh kalo lo tau Sheila di culik kenapa nggak hubungin gue di telepon si...?" kesal Niko.
"Udah tapi hp lu nggak aktip Niko !" jawab Rido membalas, saat Niko nge cek hp nya ternyata benar hp nya sedang lowbet.
"Aduh na Niko gimana ini, tante jadi khawatir." resah ibunya Sheila.
"Udah gini aja tante, tante tenang dulu biar kita coba cari ya." saran Niko untuk tenang.
"Ya sudah kalo gitu hati-hatinya nak Niko, nak Rido mudah-mudahan cepat ketemu" ucap ibunya berkaca-kaca.
"Kalo gitu kita pamit dulu ya tante" ucap Niko dengan bersalaman.
"Yu do" ajak Niko.
"Oke.." mereka pun pergi dari rumah itu dan langsung memacu motor nya untuk menemui Luki terlebih dahulu.
"Ya
Allah, selamat kan lah anak hamba ya Allah" itulah doa sang ibu untuk
anak nya saat ibunya Sheilla terhadap anak nya dengan berkaca-kaca,
setelah tiba di rumahnya Luki mereka pun memanggil-manggil
"Ki, ki..." teriak Rido sambil menekan bel, Luki pun keluar dari rumahnya.
"Kalian ?, ada apa kok kaya ada yang serius keliatanya ?" ucap Luki heran.
"lhu bener ki" jawab Niko serius.
"Emang ada apaan si jadi penasaran gue ?" tanya Luki penasaran.
"Si Sheila ki, si Sheila di culik tadi pas pulang sekolah dan itu tepat di depan mata gue ki" jawab Rido jelas.
"APA..!!" kaget Luki.
Bersambung....

Comments
Post a Comment