ParaDetect: KASUS PENCURI DAN PROJECT PARA KORUPTOR
Ini adalah lanjutan dari cerita tentang petualangan Tora dan kawan-kawan nya dalam nemecah kan kasus, di cerita ini mereka di hadap kan oleh pencuri handal yang berkemampuan ala ninja. Di cerita ini akan muncul tokoh baru siapa dia ?, silah kan di simak. Untuk bagian pertama dari kasus ini silahkan klik di sini
ParaDetect
KASUS KE TIGA
PENCURI DAN PROJECT PARA KORUPTOR
File B: Hadir nya Sang Tiger
4 Februari 2014 tengah malam, beberapa polisi berjaga di rumah salah satu terpidana korupsi. Hatono seorang kepala desa yang melakukuan penggelapan uang perangkat desa, para polisi berjaga di setiap sudut rumah dan det Sakti menjadi komamdan nya saat itu, masih dengan memainkan kalengan kopi.
“Malam ini kita tak boleh lengah, siap kan diri kalian untuk meringkus dia,,,!!” seru det Sakti pada bawahan nya.
4 Februari 2014 tengah malam, beberapa polisi berjaga di rumah salah satu terpidana korupsi. Hatono seorang kepala desa yang melakukuan penggelapan uang perangkat desa, para polisi berjaga di setiap sudut rumah dan det Sakti menjadi komamdan nya saat itu, masih dengan memainkan kalengan kopi.
![]() |
Sumber gambar google, editing by IrwanNuurul |
“YAAAA,,,,,!!!!!!” ucap mereka serentak.
Tora yang mendengar akan kemunculan Jhony Indo tak tinggal diam, dia sudah berada di tempat target bersama Richi.
“Aku penasaran dengan wujud dia, apa benar selalu berpakaian seperti ninja ?” ucap Tora penasaran.
“Yah aku rasa begitu, aku juga penasaran sehebat apa dia dalam hal mencuri” sahut Richi.
“Rupanya kalian di sini juga ya anak muda ?” sapa det Kamaru yang datang bersama Yunita.
“Siapa mereka ?” tanya Yunita.
“Mereka hanya anak biasa, tapi mereka selalu ikut dalam menangani kasus dan hasil nya tidak mengecewakan” jelas det Kamaru, saat itu kami berada di parkiran mobil tak jauh dari rumah itu.
“Owh begitu ya, senang bisa berkenalan dengan kalian. Aku Yunita Lestari agen FBI, aku datang kemari ingin memeriksa apa kejadian ini ada kaitanya dengan organisasi gagak merah yang....”
“Yah aku tau itu, aku sudah baca di internet” potong Richi
“waahh, cantik sekali kakak ini. Hahahaha” ucap Tora dalam hatinya sambil terus memandangi Yunita yang terlihat sangat modis dengan pakaian nya
“BUUUKK,,,!!!” seseorang memukul Tora dari belakang.
“Kau ini genit sekali sii, baru pertama kali ya lihat kaka ku seperti itu ?” ternyata itu Dewi, Tora kaget mendengar kalau Yunita adalah kakak dari Dewi, selama ini dia tidak pernah cerita soal kakak nya yang bekerja sebagai agen FBI.
“Apa, jadi kakak ini ?” tanya Tora melirik Dewi tidak percaya
“iya dia kakak ku Toraaa” jawab nya mencubit pipiku sangat keras
“adudududu, sakit sakit sakit”
“Dewi, kenapa kamu menyusul kemari, kakak sudah bilang kan utuk jaga rumah ?”Tegas Yunita pada adik nya
“Aku bosan ka di rumah sendirian” cemberutnya
“kau ini, bandel ya kalau di suruh kakak nya” ucap Tora mencubit hidung nya
“Sudah cukup bermesraan nya, sebentar lagi dia akan beraksi. Jangan sampai lengah” sahut Richi mulai serius
“Det Kamaru, kenapa tidak di aman kan saja harta dia di kantor polisi ?” tanya Dewi heran.
“Yah sebagian sudah kami aman kan tapi di dalam masih banyak harta-harta lain yang bisa di uangkan, jika benda-benda itu di curi oleh dia mungkin akan dia di jadikan uang” jelas det Kamaru
“Owh gitu ya, tujuan dia mencuri apa sih ?” tanya Dewi lagi
“Dia mencuri untuk di bagikan pada orang-orang miskin di sekitaran daerah ini, hh seperti Robin Hood saja” jawab Richi, di saat itu melintas sebuah motor ninja hitam yang tadi Richi lihat sebelum nya, tidak jelas siapa yang mengendarainya karena dia menggunakan pakaian serba hitam.
“Itu dia” ucap Richi melihat pada motor yang sedang melaju itu,
“Maksud mu, dia siapa ?” Tanya Yunita
“Apa dia si pencuri itu ?” sela det Kamaru
“Ya mungkin saja, sudah mulai berkasi rupanya” kata Richi
“Kalau begitu kami akan menyusul nya, kalian tunggu saja di sini. Kalau ada yang mencurigakan segera laporkan” tegas det Kamaru
“Siap pak polisi, hei ka dia tampan kan ?” ucap Dewi menghormat lalu berbisik pada kakak nya, Yunita.
“Sstt, sudah jangan bawel, ok boy jaga adik kakak baik-baik jika kamu memang menyukainya” itulah ucapan Yunita yang membuat Tora seperti mendapatkan lampu hijau untuk menyatakan cinta pada Dewi
“Bagus lah kalau begitu, sekarang kau dapat lampu hijau dari kakak nya, baik lah ayo kita pantau rumah itu. Kita jangan sampai lengah mengawasinya” sahut Richi melangkah untuk memantau rumah itu.
“Ya baiklah baik, ayo wi ikut aku” ucap Tora menggandeng tangan Dewi, tampak wajah Dewi memerah merona tersenyum simpu.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah pohon tinggi tampak sesosok ninja yang sedang memantau keadaan, ya siapa lagi kalau bukan Jhony Indo.
“Hoo, banyak juga penjagaan nya ya, semakin menantang saja untuk beraksi hhihihi” ucap Jo meremehkan penjagaan para polisi
“Hei Jo, aku sudah pancing dua polisi buat mengikuti aku. Kamu bisa langsung bergerak” sahut Mona di ujung alat bantu dengar yang Jo pasang di telinga nya.
“Ok kerja bagus darling. Baiklah saat nya beraksi hiihhaaaa” Jo pun melompat dari pohon yang tinggi dan BUMM seketika menghilang dalam kepulan asap
Di rumah itu penjagaan sangat ketat, sulit bagi seseorang untuk menyusup namun bagi Jo itu bukan masalah besar. Dia menyamar menjadi salah satu polisi di sana.
“Wah, ketat sekali bagaimana cara mengambilnya ?” pikir Jo sambil berkeliling di sekitar rumah itu dengan penjagaan super ketat.
“Yah seperti biasa aku akan pakai cara klasik, waktunya pemadaman hihhihi” tambahnya lagi sambil menekan sebuah remot kecil dan lampu pun menjadi padam seketika para penjaga pun segera bersedia dengan night vision nya masing-masing.
“CARI DIA !!!, JANGAN SAMPAI LENGAH KALIAN !!!!” teriak det Sakti, Jo yang lupa tak membawa night vision berusaha menghindari, namun dia ingat dengan kontak lensa yang pernah di berikan oleh Mona.
“Wiiihh,,,hampir saja ketahuan, tapi tidak terlalu mencolok dengan ini ?” ucap Jo yang berada di kamar mandi bercahayakan lilin.
Sementara itu di luar,
“Segera nyalakan pembangkit listrik nya !!!, CEPAAATTT !!!!” seru det Sakti pada bawahan nya.
“Tidak perlu berteriak-teriak Sakti, biar kami yang urus dia” ucap seorang wanita mengagetkan nya.
“Owh kau rupanya Nita, sedang apa kamu di sini ?” tanya det Sakti
“Aku juga ingin meringkus dia, aku juga sudah mendapat izin dari inspektur. Aku datang bersama Tama, dia juga sudah dapat izin dari nya” ucap Nita tegas
"Hhh, baik lah kalo begitu. Aku mengandalkan kalian" hela nafas det. Sakti.
Ayo Tama kita juga jangan sampai lengah !" Serunya serius, det Tama hanya mengangguk tanda mengerti dan mulai masuk ke kegelapan rumah itu.
Sementara itu di tempat Tora berdiri.
"Hmm apa yang terjadi kenapa lampunya mati ?" tanya Dewi heran garuk-garuk kepalanya.
"Tunggu dulu, kalau di sana sudah gelap-gelapan berarti dia sudah beraksi. Hhh cara yang sangat klasik" ucap Richi
"Ya aku tahu, yang tadi lewat itu bukan lah si Jhony. Tapi partner nya"
"Jadi sekarang apa yang harus kita lakukan ?" tanya Dewi melirik ku
"Untuk saat ini kita liat saja dulu perkembangan nya" jawab Richi yang santai.
Kembali lagi ke cerita di dalam rumah, Tama dan juga Nita mengendap-ngendap di kegelapan hanya di bantu penerangan seadanya. Setelah begitu lama mereka masuk entah apa yang di pikiran Tama dia berjalan mundur sambil terus ngendap-ngendap sampai akhirnya DUUK...!!! punggung tama menabrak punggung orang lain yang sama sedang ngendap-ngendap mundur.
"Hei, apa itu kau Nita ?" tanya Tama menyidik-nyidik, namun orang itu hanya diam tak menjawab pertanyaan nya.
"Hei Tama, aku di sini. Siapa dia ?" sahut Det Nita yang berada tidak jauh dari det Tama.
"Gawat, aku akan ketauan" pikir orang itu yang tak lain adalah Joni alias Jhony Indo, namun ia tidak kehabisan akal. Dia melemparkan bom asap untuk mengelabui dua polisi itu dan BUUM...!!! asap mengepul di mana-mana det Tama dan det Nita di buat batuk karenanya.
"Uhuk uhuk, cih jangan-jangan dia..." ucap Tama sambil menutup hidung dan mulutnya dengan tangan nya.
"Tidak salah lagi, itu memang dia. Percuma kita kejar karena kita tidak tau kemana dia pergi, asap ini menghalangi penglihatan kita" ujar Nita
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ?" tanya Tama.
"Ya meskipun begitu sekarang aku tahu sekarang, lampu batre ku sempat menyorot nya, sepertinya sarung tangan dia sedikit robek hmm. Oh jadi karena paku ini sarung tangan dia terkait oleh paku ini, lihatlah bukankah ini robekan nya ?" jawab Nita cukup percaya diri.
"Wah, kau jeli juga ya" puji Tama
"Sudahlah, tidak perlu memuji di saat sekarang. Kita hubungi yang lain nya." ujar Nita sambil bergegas keluar dari rumah itu untuk menemui det Sakti di ikuti oleh Tama.
"OK SEMUANYA..!!!, CEPAT CARI DIA SAMPAI KETEMU...!!!" Teriak det Sakti dengan menunjuk tangan nya, namun..
"Sudah lah det Sakti, percuma kau bilang seperti kepada mereka karena dia telah berbaur dan menyamar sembagai anggota mu" ucap det Nita pada det Sakti serius.
"Apa ??" Det Sakti terkejut.
"Yah sepertinya begitu, tadi aku bertabrakan dengan nya di dalam tapi aku gagal menangkapnya karena kita di buat batuk oleh asap yang dia keluarkan" tambah det Tama, tak lama setelah itu tiba-tiba BUUMMM...!!! asap bertebaran di mana-mana dan membuat panik semua anggota dan tidak lagi mendengarkan ucapan komandan nya yaitu det Sakti yang terus memerintah kan anak buahnya itu tetap tenang. Dan langsung saja Jhony Indo dengan santainya muncul di atap rumah dengan berdiri tegak membawa pikulan besar hasil curian nya.
"Wah-wah, mudah sekali ya hehe" ucap Jhony dengan santai, seketika para polisi itu menengok ke atas dengan tatapan jengkelnya.
"Apa kamu bilang ?, awas kau suatu saat aku pasti bisa meringkus mu arrgghh" geram det Sakti penuh kejengkelan.
"Yaa coba saja kalau kalian bisa, aku mengambil barang ini untuk ku berikan kepada yang membutuh kan. Jadi tolong jangan hentikan aku. Baik lah sepertinya ini sudah mulai subuh sebaiknya aku pergi, sampai nanti yaa...!!!" Dan BUUUMM dia pun hilang dalam kepulan asap putih.
"Sudah lah, kita hentikan dulu untuk sementara det Sakti" saran det Nita menenangkan, dengan masih jengkel kaleng kopi yang di mainkan nya itu di buang begitu saja dan mulai menyuruh anak buahnya kembali ke markas dan sepertinya det Tama mulai menguap merasakan ngantuk.
"Hooaammzz..hei Nita apa setelah ini kita boleh tidur sebentar ?" Tanya det Tama
"APA KAMU BILANG...!!!" sahutnya melotot dan berkaca pinggang.
"Aahaaha, jangan salah paham dulu ma maksud ku apa aku boleh tidur sebentar bu bukan berarti aku mengajak tidur bersamamu hehe hee" jawabnya ketakutan. Det Nita pun menghampirinya
"Owh begitu ya, aku pikir apa hohoho" tawa det Nita menutup mulutnya dan dia pun berbisik ke telinga det Tama.
"Tidur bersama juga boleh loh" seketika wajah Tama terkejut dan memerah dan Nita meneruskan ucapan nya.
"Tapi sebelumnya beri aku buku nikah dulu ok" ucap det Nita mengedipkan mata pada det Tama yang sekaligus membuat dia lesu kembali.
"Haaa, kalo itu si kan sedang aku usahakan" ucapnya pelan menggerutu sendiri.
Sementara itu di tempat tora menyaksikan det Kamaru dan ka Yunita sudah kembali sepertinya membawa hasil yang nihil karena kehilangan jejak. Mereka berdua turun dari mobil.
"Hhh...apa yang terjadi selama kami pergi ?" Tanya ka Yunita berjalan menghampiri kami.
"Yaa ada banyak pertunjukan di sini dan si pencuri berhasil kabur dengan rampasan nya" jelas ku pada mereka.
"Wah sungguh tidak dapat di percaya, apa dia sehebat itu ?" Tanya det Kamaru seperti mengagumi kemampuan nya dalam hal mencuri.
"Ya sebaiknya kita pergi dan istirahat" ucap Richi santai menuju mobil dan menghidupkan nya, aku pun mengikutinya sementara Dewi pergi bersama kakak nya dan det Kamaru.
***** ***** *****
Sementara itu di tempat lain di waktu yang sama sebuah gedung tempat arena fighting ala petarung bebas semua orang bertaruh uang menjagokan jagoan nya termasuk orang-orang elit sekelas pejabat, di lantai atas ada sekelompok orang berjas dan berdasi sedang melakukan obrolan serius.
"Kusmawan, bagaimana uangmu ?, apa sudah kembali ?" Tanya seorang pria bule berambut panjang di ikat dan juga pirang.
"I iya bos polisi sedang mengusahakan nya untuk menangkap pencuri itu" ucap Kusmawan gugup gemetar, Michael itulah bos disana yang berambut panjang itu.
"Aku dengar dari anak buah ku polisi yang kau harapkan itu tak becus menangkap orang itu, bagaimana menurutmu ?" Tanya Michael lagi sambil menghampirinya yang sebelumnya tengah duduk menonton para petarung beraksi.
"I itu, aku..." gugupnya lagi.
"Hahahaha, sudah lah tak usah takut, aku juga tau dia bukan orang sembarangan yang bisa di tangkap begitu saja. Untuk itu aku menyewa seseorang untuk menangkapnya hidup-hidup meskipun uang yang telah dia curi dari mu sudah habis di bagikan kepada fakir miskin" jelasnya tertawa berjalan menuju kaca tembus pandang untuk melihat lagi pertarungan.
"Ba, baik kalo begitu bos. Ka, kalau boleh saya tau siapa dia yang bos sewa ?" Tanya kusmawan penasaran masih dengan nada ketakutan.
"Ya, kau akan lihat setelah ini. Kemarilah kita nonton bersama" ajak Michael melihat petarungan sengit antara lelaki kekar besar dan lelaki kekar atletis.
"Aku ingin bertanya padamu, di antara dua petarung itu siapa yang akan menang ?, si besar atau si kecil ?" Tanya nya lagi.
"Euuhh, sudah jelas si besar yang akan menang" pendapat Kusmawan.
"Hahaha, secara logika itu pasti. Tapi lihat lah baik-baik petarungan ini" tawa bos besar
Di dalam ring dua petarung saling pukul baku hantam satu sama lain, si besar seperti sulit bergerak cepat di bandingkan si kecil yang lincah dan gesit. Saat si besar melemparkan rantai untuk memukul si kecil namun rantai itu berhasil di tangkis dan di pegang erat-erat dan si kecil pun berlari melompati si besar lalu masuk ke sela-sela kakinya hingga si rantai itu membelit si besar dan tumbang, ya seperti di film.
"Ke, kenapa bisa ?" Heran Kusmawan merasa tidak percaya.
"Haha, dia lah yang aku sewa. Kuat melawan lemah sudah pasti kuat lah yang akan menang tapi kalau kuat melawan kecerdasan maka kecerdasan lah yang akan menang" ucap Michael memberi kata bijaknya.
"Owh, benar maafkan saya bos" sahut Kusmawan menunduk. Setelah menang dari pertarungan si kecil pun turun dari ring dan menuju ke tempat di mana Michael dan Kusmawan serta anak buahnya yang lain.
"Hoho Tiger selamat atas kemenangan mu, good job" sambut Michael pada si kecil itu yang bernama Tiger, sebuah tatto melekat di punggungnya bergambar kepala harimau menyamping. Tiger merupakan petarung asal Thailand yang sudah menetap di indonesia karena sebuah alasan yang tak ingin dia ceritakan.
"Tiger, aku merekrut mu ke anggota kami karena aku butuh bantuan mu" tambah si boss.
"Yah tunjukan saja fotonya lalu kau sebutkan ingin seperti apa dia mati ?" ucap Tiger to the poin.
"Wah semangat sekali rupanya, kata-kata mu seperti dialog film korea saja. Hh tapi maaf aku tidak punya fotonya hanya saja aku ingin kau tangkap orang yang di juluki sebagai Jhony Indo, dia sangat pandai dalam mencuri karena dia memiliki kemampuan seperti ninja" si boss berkata sambil menghela nafasnya.
"Kalau begitu kau salah merekrut orang, aku ini petarung bukan polisi" sela Tiger beranjak pergi.
"Tunggu dulu aku belum selesai bicara, justru karena kau petarung maka aku akan menghadapkan pada seorang petarung yang beraliran beda dengan mu. Kau hebat dalam Muathai sedangkan dia hebat dalam hal ninja, aku ingin tau sehebat mana seorang Tiger menghadapi seorang ninja seperti Jhony Indo itu hahaha" tawa si boss memanasi hati Tiger.
"Hhh sialan, baik lah kalau begitu akan ku tunjukan kehebatan ku pada nya. Dan satu lagi, nama ku bukan lah Tiger" ucap nya serius menghampiri Michael si boss itu.
"Owh ok sorry, tapi aku lebih suka memanggil mu Tiger karena aku suka gambar Tiger yang ada di punggung mu" ucapnya memuji.
"Terserah kau saja" sahutnya dingin dan lekas pergi meninggalkan ruangan itu.
"Hm Kusmawan, sebaiknya kau ikuti dia dan beri tau kapan orang itu akan mencuri lagi" bisik boss pada Kusmawan.
"Ba, baik bos aku berangkat" Kusmawan pun berlari kecil menyusul Tiger.
"Baiklah Tiger, saat nya aku memanfaatkan mu dalam hal ini heuheuheu" bisik si boss dalam hatinya, entah apa maksud dari kata MEMANFAATKAN.
Comments
Post a Comment