ParaDetect: KASUS PENCURI DAN PROJECT PARA KORUPTOR
ParaDetect
KASUS KE TIGA
PENCURI DAN PROJECT PARA KORUPTOR
File A: Awal, Si Pencuri Baik Hati
2 Februari 2014 rumah pengusaha kaya tengah malam.
"Cepat
lah temukan dia !" Seru Kusmawan seorang pengusaha pada para penjaga di
rumahnya yang sedang gelap gulita karena pemadaman listrik.
![]() | ||
|
"Baiklah,
mohon bersabar pak. Ayo, kita kepung !" Bisiknya dan menyeru pada anak
buahnya. Terdengar di rumah itu suara benda pecah seperti gelas dan
piring kerakmik yang harganya sangatlah pantastis.
"Apa itu ?, jangan-jangan itu, sial dia memecahkan barang koleksiku yang mahal" geram Kusmawan.
"Aku
arah itu, ikuti aku !" Sahut penjaga itu lalu dia menuju arah dapur,
hanya dengan mengendap-ngendap dan bantuan senter dia melihat
kesekeliling namun tak ada yang mencurigakan, barang pecah pun tak di
temukan yang berserakan.
"Cih,
di mana dia ?" Gerutu Kusmawan yang semakin kesal. Tanpa di sadari
semua anggota penjaga rumah di situ tiba-tiba menghilang bersama
hembusan angin yang keluar dan hanya menyisakan dua orang saja yakni
Kusmawan dan kepala penjaga di sana.
"Sial,
kemana mereka pergi ?" Kaget kedua pria itu saat yang lain menghilang.
Tiba-tiba angin berhembus kencang dan jendela tiba-tiba saja terbuka dan
berdirilah sesosok bayangan hitam mirip seorang ninja.
"Wah, mencuri di rumah ini sangat mudah ya, nampaknya tak ada pengamanan yang khusus" ujar orang itu dan bersuarakan laki-laki.
"Apa ?, hei siapa kau ?" Kusmawan terkejut dan menyorotkan senternya pada pria ninja itu.
"Siapa
?, aku ?, aku hanyalah seorang pencuri yang baik hati. Ok waktunya aku
pergi daahh..." pria itu pun melompat dari jendela itu dan menghilang,
seketika listrik pun kembali menyala.
"Pak Kusmawan !, percuma di kejar juga, dia tidak meninggalkan jejak" sahut penjaga itu.
"Cih, siapa sebenarnya dia ?" Kesalnya menggerutu lagi.
"Kau, segera lapor polisi, suruh mereka bergerak cepat" ucapnya lagi pada penjaga itu.
"Ba, baiklah pak" angguk penjaga itu.
"Halo bos, sepertinya project kita akan tertunda sementara" ujar Kusmawan pada bos nya di ujung telepon.
"Apa ?, kenapa kau begitu mendadak ?" Tanya bos itu sedikit kesal.
"I
iya uang yang akan kita di gunakan telah di curi, jadi tolong bersabar
aku sudah kerahkan semua anak buah ku untuk mencarinya, dan aku juga
sudah melaporkanya pada polisi"
"Baik lah kalau begitu, aku serahkan pada mu dan bergerak cepat lah" perintah bos itu memahami keadaan anak buahnya itu.
Sementara itu di persimpangan jalan dalam gedung yang sudah tidak di gunakan lagi.
"Waah kita bisa makan banyak nih, uang sebanyak ini akan di buat apa oleh orang itu ?" Tanya pria ninja itu heran.
"Baiklah waktunya untuk berbagi sekarang" dia pun pergi lagi meninggalkan gedung usam itu. Siapa dia sebenarnya ?
**** **** **** **** ****
Baik
lah jika itu pertanyaan kalian akan aku jawab, aku hanya lah seorang
pencuri yang baik hati. Aku selalu beraksi jika ada laporan seorang
pejabat atau pengusaha yang melakukan penggelapan uang atau korupsi,
maka uang atau harta mereka akan aku jadikan sasaran pencurianku. Bicara
soal para detective muda, ya aku akui mereka memang cerdik tapi aku
lebih cerdik dari mereka, umurku seumuran dengan mereka 19 tahun. Jadi
jika ada yang menayakan aku siapa jawab saja kalau aku adalah si pencuri
baik hati, ok baiklah saatnya aku menyalurkan sifat kebaikan ku daah.
Woy
woy siapa dia seenak nya saja masuk cerita orang, baik lah jika kau
seorang pencuri jangan anggap remeh kecerdikan kami, suatu saat aku Tora
Hadi Widjaya pasti akan menangkapmu. Rupanya dia akan jadi musuh
terbesarku, tunggu saja akan ku ringkus kau. Tapi siapa namanya ya ?.
Hh
coba saja kalau bisa, akan ku serahkan diri pada polisi jika kau
berhasil menangkapku Tora si detective. Oya soal namaku banyak orang
bilang kalau namaku adalah Jhony Indo. Lupakan soal detective bodoh itu.
APA KAMU BILAAANNNGGG !?!?!
**** **** **** **** ****
4 Februari 2014 tengah hari.
"Hei Tora, kenapa melamun saja dari tadi ?" Tanya Dewi mengagetkan ku dalam lamunan ku saat terjadi pesawat jatuh itu.
"Hm iya apa ?, tidak ko tidak apa-apa, ada apa memangnya ?" Kagetku.
"Sebentar lagi kita sampai di pantai. Sinta, apa kau mau menemui kakekmu dulu ?" Tanya Richi yang terus melajukan mobilnya.
"Iya sebentar saja ko, ada titipan dari ibu soal nya" jawab Sinta.
"Baiklah" sahut Richi.
"Wah
sudah kembali normal ya, tempat pengawas juga yang rusak sudah di
perbaiki jadi lebih bagus dari semuanya" kagum Dewi melihat-lihat dari
jendela mobil.
"Ya begitulah kira-kira, kejadian itu kan sudah lama terjadi" sahut ku.
Di
persimpangan jalan menuju rumah kakek Hakim agak tersendat karena macet
tidak seperti biasanya, banyak para polisi sedang melakukan razia.
Terlihat juga det Sakti yang bertugas.
"Hei Richi, coba kau tanyakan padanya apa yang terjadi ?" Bisiku. Richi pun turun dan menghampiri det Sakti.
"Det Sakti, apa yang terjadi ?, kenapa banyak polisi yang lakukan razia di sini ?" Tanya Richi.
"Oo
nak Herdy, iya kemarin rumah seorang pengusaha kaya di sini di satroni
maling jadi kami harus bergerak cepat menemukanya, itu atas perintah
korban yang ingin cepat-cepat pelakunya di temukan" jelas det Sakti.
"Begitu ya, apa kau tau ciri-ciri nya ?" Tanya Richi lagi.
"Ya korban hanya bilang kalau dia memakai kostum ninja warna hitam, ku rasa hanya itu" jelasnya lagi.
"Begitu
rupanya, baik lah aku pergi dulu sebaiknya aku cari jalan lain saja"
Richi pun meninggalkan det Sakti dan kembali ke mobil.
"Apa katanya ?" Tanya Sinta.
"Tidak ada apa-apa, kita putar balik saja cari jalan lain." Ucap Richi pura-pura tidak tahu.
Setelah
itu kami pun mencari jalan lain dan cukup jauh untuk sampai tujuan,
begitu sampai tetlihatlah sebuah rumah berarsitek tradisional khas rumah
jawa dengan pekarangan rumah yang cukup bagus, kolam kecil yang di hias
dengan cantik tampak ikan koi sedang berenang kesana kemari.
"Wah rumah kakek mu bagus juga ya Sin ?" Puji Dewi.
"Hehehe
begitulah kira-kira, ini berkat nenek yang sudah meninggal. Dia sangat
hebat dalam mendekor halaman rumah" jawabnya sambil menghirup udara di
sana yang sangat segar dan kicauan burung di dahan pepohonan yang
rindang.
"Tidak aneh si, kita berdua kan pernah kesini dulu. Iya kan Richi ?" Sahut ku merenggangkan badan yang kaku.
"Ya, tapi tampaknya rumah ini sepi ?"
"Ya memang si, secarakan kakek tinggal sendiri di sini" jawab Sinta, lalu dia pun mengetuk pintu.
"KAKEEEK....!!!,
APA ADA DI RUMAH ?, INI SINTA KE ADA TITIPAN DARI IBU...!!" teriak
Sinta sambil mengetuk pintu beberapa kali. Tak lama kemudian pintu
terbuka, tampak kakek Hakim dengan wajah sangarnya.
"Owh rupanya kalian ya, ayo masuk akan ku buatkan minuman untuk kalian" sambut kakek ramah dan lekas pergi lagi menuju dapur.
"A kakek biar aku saja yang buatkan, kakek duduk saja dulu" tawar Dewi baik hati.
"Ya baiklah kalau begitu, maaf merepotkan mu"
"Tenang saja, tidak apa-apa ko :-)" ucap Dewi tersenyum manis. Kakek Hakim pun kembali menemui kami di ruang tamu.
"Sinta, apa yang kamu bawa itu ?" Tanya kakek saat melihat bungkusan di tangan Sinta.
"Owh
ini titipan dari ibu buat kakek, aku juga tidak tahu isinya apa" jawab
Sinta garuk kepala. Sedangkan kami berdua para lelaki hanya diam
menunggu si pengantar minuman datang.
"Hmm, coba kakek lihat apa isinya" ucapnya dan mengambil bingkisan itu dari Sinta, lalu membukanya.
"Owh rupanya ini, sepertinya dia sudah beraksi lagi" bisiknya saat melihat beberapa isi dari bingkisian itu.
"Beraksi lagi, maksud kakek dia itu siapa ?" Tanyaku penasaran.
"Hmm, seorang pencuri berbakat yang mustahil bisa tertangkap oleh siapa pun" ucap si kakek tersenyum.
"Rupanya ibu mu ini ingin aku menangkapnya lagi, tapi tubuh tua ku ini sudah tidak sanggup lagi untuk itu" tambahnya lagi.
"Pencuri, siapa dia sebenarnya ?, bukan kah tadi kakek bilang mustahil untuk di tangkap ?" Heran Richi
"Ya
sebenarnya dulu pernah tertangkap oleh ku dan masuk penjara namun dia
berhasil kabur dan sampai sekarang belum ada kabarnya lagi tentang dia.
Hmz kalai begitu bagaimana tugas ini aku serahkan saja pada kalian,
kalian sudah cukup berpengalaman untuk menaganinya" sahut kakek itu
melihat pada kami berdua.
"Tapi, bagaimana bisa dia kan sulit di tangkap ?" Tanyaku lagi.
"Soal
itu, pikirkan saja sendiri dan yang paling penting percaya dirilah
kalau kalian mampu menangani dia, ciri dia ada pada kostum yang sering
dia kenakan yaitu pakaian ninja serba hitam" jelas kakek Hakim.
"Apa ?, ninja hitam. Sepertinya itu kasus yang sedang di selidiki oleh para polisi sekarang" sahut Richi.
"Hmm, maksud mu apa Richi ?" Tanya ku heran.
"Tadi
det Sakti bilang kalau kemarin ada sebuah pencurian di sebuah rumah
pengusaha kaya, dan ciri pelaku itu persis yang di katakan kakek tadi"
jelas Richi memegang dagunya memikirkan sesuatu. Tak lama Dewi pun
muncul membawakan minuman juga cemilan untuk kami.
"Tapi
kek apa waktu kakek menangkap dulu, apa yang kakek lakukan waktu
menangkapnya ?" Tanya Dewi sambil menaruh minuman itu di meja, terlihat
juga Sinta mengangguk ingin tahu.
"Sebenarnya
itu sudah lama sekali, mungkin kalau dia masih hidup umurnya sudah
tidak lagi muda, kakek mengkapnya dulu sebenarnya tidak sengaja hahaha.
Sepertinya dia punya kelemahan, dia ketakutan saat melihat kakek membawa
beberapa belut sawah. Mungkin dia takut pada belut sawah, waktu itu
kakek sedang libur tugas dan teman kakek lah yang mengejarnya, saat
melihat itu kakek jadi ingin membatu dan tanpa sadar dia menabrak kakek
dan menumpahkan belut itu padanya. Melihat teman kakek sudah kewalahan
kakek langsung mengikatnya dan di bawa ke kantor polisi" jelas kakek
Hakim panjang lebar, hh penangkapan yang aneh.
"Hahahaha, masa si kek aku tidak percaya ?" Tawa Sinta meledek.
"Ya banyak yang tidak mempercayainya tapi itulah kenyataan nya" sahut Kakek sambil meregot minuman yang di buat Dewi.
"Owh begitu ya, aku jadi penasaran seperti apa dia ?" Tanyaku sendiri penasaran.
"Hati-hatilah kalian, mungkin dia bukan yang dulu lagi" ucap kakek lagi.
"Ya kakek benar, bisa saja dia orang terdekatnya atau penerusnya dan mungkin kelemahanya juga berbeda" tambah Richi.
"Sebenarnya
ada yang membuat aku bingung, apa hubunganya semua ini dengan ibunya
Sinta ?, apa dia termasuk keluargamu Sinta ?" Tanyaku heran.
"A
itu aku, aku juga tidak tau. Yang jelas tadi pagi aku di suruh membawa
kotak bingkisan itu ke rumah kakek, ya sudah sekalian saja kita
refreshing. Lagi pula Richi mengajaku kemari ya sudah aku iyakan saja
ajakanya" jelas Sinta.
"Hahaha
jangan tanya cucuku, di tidak tau apa-apa soal ini. Sinta, suatu saat
kau pasti akan mengerti, jadi jangan berpikiran yang tidak-tidak" sahut
Kakek Hakim.
"Ya
sudah misiku dari ibu sudah selesai, bagaimana kalau kita kepantai, ya
itung-itung menjernihkan pikiran dari pada terus menerus membahas kasus
ini" pikir Sinta ada bagusnya, lagi pula aku kan mau jalan-jalan sama
Dewi.
Kami
pun berpamitan pada kekek Hakim dan lekas pergi ke pantai untuk
jalan-jalan di sekitaran pantai. Setelah tiba di sana aku melihat
seorang anak kecil yang sepertinya aku kenal, yah tidak salah lagi dia
adalah anak kecil yang pernah di tolong oleh Dewi saat terjadi pesawat
jatuh itu. Aku pun menghampirinya.
"Hei bocah, masih ingat kakak tidak ?" Sapa ku.
"Hemm, kakak siapa ?, aku tidak mengenal kakak ?" Jawabnya tidak melirik ku sedikit pun.
"Kalau
sama kakak ingat tidak ?" Tiba-tiba suara Dewi terdengar dari belakang
ku. Anak yang sedang asik main pasir itu pun menengok dan sempat bengong
melihat Dewi.
"Hmm,
kakak. Aaahh kakak yang menolongku kan ?, ibu bilang yang menolong aku
itu kakak, aku punya potonya ko. Aku diam-diam memoto kakak saat sedang
makan siang di restouran tapi aku belum sempat berterimakasih pada kakak
soalnya aku dulu harus buru-buru kata ibu" jelas anak itu dengan polos
dan menceritakanya.
"Wah masa si, coba kakak lihat potonya ?" Pinta Dewi tersenyum.
"Poto itu aku simpan di rumah ka, oya kakak ini pacar kakak ya ?" Tanya si anak itu tiba-tiba dan membuat kita salah tingkah.
"A kakak ini cuma teman ko, iya kan Tora he he he ?" Sahut Dewi menyikutku.
"Ha ha ha, begitulah he he he" ya ampun anak ini.
"HEEEI KALIAAAN.....!!!, SEDANG APA SIIIII......!!!" teriak Sinta yang saat itu akan melakukan selancar air.
"A IYA, TIDAK ADA APA-APA KO...!!!" balas Dewi.
"Oya, nama mu siapa ade kecil ?" Tanya Dewi pada anak itu.
"Namaku Joni ka, ayah yang memberikan nama itu, katanya nama itu membawa keberuntungan hehehe" jawab anak itu.
"Owh
baiklah Joni, kakak tinggal dulu ya kalau ada waktu pasti kakak main
sama kamu" pamit Dewi pada anak itu dan anak itu pun mengangguk dan
tersenyum. Ya ampun aku tidak di anggap oleh anak itu.
Aku
dan Dewi pun pergi menemui dua teman kami yang sedang berada di tepi
pantai, haaah angin nya cukup membuat sejuk meski cuaca saat itu sedang
terik. Saay sedang asik menikmati pantai aku mendengar dua orang warga
di sana sedang mengobrol.
"Hei apa kemarin kau dapat juga ?" Tanya pria ke pria yang satunya lagi, kalau di lihat mereka adalah nelayan pantai di sini.
"Ya, dia sangat baik. Siapa yang menaruhnya ya ?"
"Entah lah, menurut kabar yang beredar si katanya dia bernama..aduh siapa ya kalau tidak salah namaya
Jo...Jhony Indo. Ya namanya Jhony Indo.
"Lah terus dari mana dia memberi uang itu pada kita rakyat miskin ?"
Mendengar itu aku jadi penasaran dan menghampiri kedua pria tua itu.
"A maaf menganggu, kalau boleh tanya Jhony Indo itu siapa ?" Tanya ku pada salah satu pria itu.
"A entahlah dek, bapak juga baru dengar" jawabnya tidak membuahkan hasil.
"Aku, aku melihatnya ka" tiba-tiba anak yang bernama Joni itu muncul.
"Aku tahu, aku pernah melihatnya saat malam hari. Dia meletakan berupa kotak lalu pergi" ucap anak itu.
"Oya, coba ingat lagi, seperti apa dia memangnya ?" Bujuku agar menceritakanya.
"Dia
berbaju hitam ka, dia bilang padaku begini. Sstt..jangan bilang
siapa-siapa ya. Begitu ka katanya" heu heu heu benar-benar anak yang
polos, kalau di suruh diam kenapa malah bilang padaku.
"Hidari, aku yakin kalau itu adalah dia. Sebaiknya kita bergegas untuk mencari tahu" sahut Richi dari belakang.
"Ya menurutku juga begitu, ok bocah terimakasih ya infonya. Ok pak terimakasih" ucapku.
"Bocah, di mana ibu mu apa kau bermain sendirian ?" Tanyaku sambil menuntunya untuk bermain dengan Dewi.
"Tidak, aku bermain bersama kakak angkat ku, itu dia" jawabnya menunjuk pada anak kecil lainya yang kelihatanya murung.
"Owh, sepertinya aku pernah lihat anak itu tapi di mana ya ?" Tanyaku sambil memikirkanya.
"Kalau tidak salah, dia kan anak yang selamat dari kecelakaan pesawat itu kan ?" Sahut Richi.
"Iya ka, aku kasihan sama dia, ibu juga. Makanya ibu ku membawa dia pulang setelah kesehatanya membaik" jelas Joni.
"Owh begitu ya, nah sana temui dia, ajak dia main lagi ya" bujuk ku padanya.
Wah
tak di sangka anak itu masih di sini, apa tidak ada keluarganya yang
menengok ya ?, tapi sudah lah jangan terlalu di bahas. Aku tidak jadi
mengajak Joni bermain dengan Dewi karena aku kasihan dengan kakak
angkatnya itu.
"Setelah
ini kita tanyakan lagi pada warga sini, terutama pada mereka yang
mempunyai ekonomi rendah. Apa mereka juga mendapatkan uang dari si
pencuri itu" sahut Richi.
"Ya baik lah tapi biarkan aku menikmati liburan ini bersamanya ok hahahaha"
"Hh terserah kau saja" jawab Richi dingin
**** **** **** ****
Sementara
itu di tempat lain dengan waktu yang sama di pemukiman kumuh bernama
Sari Asih sebuah kampung yang kurang perhatian pemerintah di ceritakan
seorang pemuda lulusan SMK hidup di sebuah gubuk kecil.
"Jo !!!, apa kau di dalam ?" Seorang wanita memanggilnya.
"Hoooaammz..,
ada apa si Mon ribut tahu ?" Ucap pemuda itu. (Hei hei pengarang, aku
saja yang cerita ok). Ya itu aku Jo, lengkapnya Jo Prasetya. Ya ini lah
hidupku serba pas-pasan hehehe.
"Haaah kau ini masih saja tidur jam segini, nih lihat jam berapa sekarang ?" Ya itu Mona teman ku, bawel si kadang-kadang.
"Ya ngertilah aku kan malam habis beraksi" jawabku padanya dengan ngantuk masih menyerang.
"Ya sudahlah kalau begitu, oya semalam kamu beraksi di mana ?" Tanya Mona penasaran.
"Biasa
lah, rumah pejabat" jawabku lagi, ya aku lah Si Jhony Indo dan dia
adalah Mona Lisa, kami sebenarnya adalah patner hehehe. Sstt jangan
bilang pada si detective itu.
"Haduuuh
sampai kapan aku harus berdiri di sini siii, kenapa panggil masuk
kenapa si ?" Kesal Mona yang saat itu ada di bawah sedangkan aku berada
di atas, ya gubuk ku memang berlantai dua tidak kalah dengan gedongan
hahaha.
"Haah masuk saja sendiri bisa kan ?" Ujarku teriak.
"Haa ya ampun begitu buruknya kau perlakukan wanita" kesalnya lagi.
"Ya ya nona manis silahkan masuk, heeuh dasar manja" gerutuku.
"Nah gitu dong, terimakasiih" manjanya.
Mona
datang ke rumah ku pasti ada akan memberiku alat-alat baru, ya benar
saja dia membawakan aku beberapa alat-alat canggih lainya untuk
mendukung dalam beraksi.
"Wah kacamata ini apa gunanya Mon ?" Tanyaku penasaran.
"Itu adalah kacamata yang memiliki fitur gps cukup untuk melakukan pelacakan" jelasnya.
"Ya ampun aku kan pencuri baik hati bukan detective" cemberutku.
"Ya
siapa tau kamu butuh, oya ini ada yang lebih canggih lagi, pungsinya
sama namun dengan ini penglihatan mu akan lebih seperti mempunyai mata
super" ujarnya lagi mengeluarkan sebuah benda bulat kecil dan tipis.
"Apa itu Mon, aneh-aneh deh barangnya" ucap ku semakin heran dengan benda-benda yang di bawa oleh Mona.
"Ini
tuh lensa kontak yang memiliki koneksi internet, bagus kan jadi nanti
kamu bisa mencari data dari situ" jelasnya lagi. Owh ha ha ha bagaimana
cara pakainya ?
"Oya sekarang polisi sedang gencarnya tuh melakukan razia hanya untuk mencarimu"
"Hua hahahaha, tenang saja Mon aku ga gampang ke tangkap ko" sombongnya aku.
"Haah kau ini, apa tidak rasa takut nih ?" Tanyanya mulai khawatir.
"Sudah
ku bilang kan aku ini tidak mudah di tangkap, aku sudah berjanji pada
diriku sendiri. Kalau aku tertangkap maka aku akan menyerahkan diri pada
polisi" tegas ku.
"Ya sudahlah terserah kau saja, oya ini makanan untuk mu" Mona memberikan aku sebuah nasi bungkus yang lauk nya cukup menggoda.
"Wah
thankyou Mon, oya aku mau tanya apa kau tau arti maksud ini tidak ?"
Aku mengeluarkan sebuah kertas yang di ujung kiri atas bergambar simbol
alpa sedangkan di pojok kanan bawah seperti gambar pemukul bulat dengan
gagang yang pendek lalu di tengah-tengahnya banyak sekali titik-titik.
"Apa itu ?, aku juga baru melihatnya" sahut Mona.
"Owh begitu ya" murungku
"Darimana kamu dapatkan itu ?" Tanya Mona.
"Aku menemukanya di dalam koper itu, aku penasaran apa ini sebuah pesan ya ?" Aku semakin heran apa itu sebuah kode atau apa ?
"Hei Jo, kita kepantai yuk ?" Ajak Mona tiba-tiba
"Hmm, untuk apa ?, kamu saja sendiri kan tidak jauh dari sini"
"Haduuh kamu ini, mengertilah sedikit perasaan wanita. Ayo kita pergi please !" Rengeknya memanja lagi.
"Haa iya baiklah iya, tunggu ya aku ganti baju dulu"
"Hah horee, kamu tampan deh hahaha" rayu Mona, ya ampun kebiasaanya kumat lagi.
Setelah
ganti baju aku pun pergi kepantai bersama Mona menggunakan motor Ninja
hitam, motor itu adalah properti ku saat sedang menjalankan aksi ku di
jalanan, ya cukup beruntung berpatner dengan Mona. Gadis cantik anak
seorang pengusaha yang sangat hebat, semua pasilitas itu aku dapat
dengan bantuan Mona, ayah nya yang juga seorang penemu hebat bisa dengan
leluasa meminta ini itu untuk di buatkan untuk Mona dan akhirnya jatuh
juga ke tangan ku.
Setelah sampai di pantai aku dan Mona pun langsung mencari tempat untuk bersantai.
“Sepertinya di sini bagus buat santai Jo ?” ujar Mona langsung melentangkan tangan nya menikmati agin pantai, aku si nurut saja.
“Huaaaamz, lama juga tidak pergi seperti ini, hei Mona kau mau es krim ?” tawarku, dia pun mengangguk senang.
“Rasa stroberi ya Jo” pintanya
“Ya
baiklah, tunggu ya di sini aku belikan” pinta ku, aku pun pergi ke mini
market terdekat dan memebeli dua es krim. Aku memang suka dengan es
krim, hahaha seperti anak kecil saja.
Setelah
itu pun aku kembali ke tempat Mona, dia sepertinya sudah sabar lagi
igin makan es krim. Tangan nya terus melambai padaku hanya menanti
sebuah es krim.
“Waaah, enak seger juga ni es krim hahaha” cekikik nya sambil terus menjilati es krim itu.
“Hei
Mona, aku penasaran dengan isi kertas itu, maksudnya apa ya ?” ucapku
bersandar di motor sedangkan Mona duduk menyamping di atas motor.
“hmm, sepertinya kamu butuh jasa seorang detective tuh ?” jawabnya.
“Hah, jangan bodoh masa pencuri minta bantuan detective”
“Ya sudah kalau begitu, pecahkan saja sendiri” aku terus saja melihat isi kertas itu tanpa tahu apa artinya.
“Hei Jo, kenapa si kamu memilih pekerjaan itu ?” tanya Mona mendadak saja. Spontan.
“hmm,
kenapa ya, aku hanya kagum saja dengan seseorang, aku juga tidak tahu
apa dia masih hidup atau tidak. Saat aku kecil aku pernah bertemu dengan
nya dan mengatakan padaku kalau harta yang mereka curi dari hasil
korupsi harus di kembalikan, karena itu akan menyengsarakan rakyat, jadi
aku harus mencuri uang mereka yang sudah mereka curi” jawab ku saat
pertama kali bertemu seseorang yang dulunya seorang pencuri sama seperti
ku.
“Tapi kenapa harus begitu ?”
“hmm kenapa ya, yang jelas aku senang melakukan ini hahaha” tawaku sambil terus menjilati es krim.
“Owh gitu ya Jo, ya memang si uangatau harta yang di korupsi akan banyak menyengsarakan rakyat, nah sekarang apa rencana mu ?”
“Aku
sekarang mau mendalami apa isi dari kertas ini, aku merasakan kalau ini
adalah sebuah kode rahasia yang sengaja di tinggal di dalam koper itu”
jawabku sambil terus membalik-balikan kertas itu.
“Ya
sudah kalau begitu, semangat berjuang memecahkan misteri itu.
Hahahaha,,,tapi apa itu ya, coba aku lihat lagi ?” Mona pun penasaran
lagi. Ya ampun.
Sementara itu, di sebuah ruang pertemuan rahasia.
“hh, kalau begini terus rencana kita bisa hancur berantakan” Kesal Kusmawan menepuk meja.
“Kita harus cepat bertindak sebelum uang dan harta kita di curi lagi oleh dia si Ninja hitam itu” ucap seorang pejabat lainya.
“Ya kalian tenang saja, kita akan segera menangkapnya. Percayakan itu pada ku” Ucap Bos di sana.
“Ya sudah kalau begitu, kita kumpulkan uang dan harta kita di tempat yang aman” Sahut Kusmawan
“Iya tapi dimana kita harus menyimpan nya Kusmawan ?” Tanya temanya yang lain.
“Kita
minta bantuan polisi saja, kita akan berpura-pura menitipkan harta kita
dari pencuri itu” Ucap Kusmawan penuh percaya diri.
“Apa kamu sudah gila ?, bagaimana kalau polisi tahu ?” tanya seorang teman nya yang lain penuh kecemasan.
“Sudahlah, serahkan saja itu semua padanya. Soal pencuri biar aku yang tangani” tegas sang bos.
“Ya
baiklah kalau gitu, kita percayakan harta kita pada mu Kusmawan, tapi
kami tidak akan bertanggung jawab bila rahasia kita bocor pada polisi”
ucap yang lainya lagi
“Tenang saja, aku kenal baik dengan beberapa polisi di sini, jadi jangan menghkawatirkan itu” Kusmawan percaya diri.
Sementara
itu di kepolisian pusat, seorang polisi utusan FBI sedang menyelidiki
tentang kasus teroris yang pernah meneror wilayah di Indonesia, salah
satu nya adalah kasus peledakan sebuah hotel berbintang lima. Pelaku di
laporkan adalah warga kebangsaan Amerika, oleh sebab itu FBI Amerika
meminta salah satu agen nya yang berasal dari Indonesia untuk
menyelidiki itu dengan membawa data-data yang sudah di berikan oleh FBI
dari Amerika.
“Selamat
siang, aku dari FBI aku di utus untuk menyelidiki tentang teroris yang
sudah meresahkan indonesia, perkenalkan aku Yunita Lestari agen FBI asal
Indonesia” jelasnya dengan tegas
“Hmm,
begitu ya. Baiklah jika kami bisa membantu silahkan datang lah kesini
untuk mencari bantuan” ucap inspektur Bachtiar di sebuah ruangan untuk
rapat untuk membahas sebuah kasus.
“Sebenarnya
kami juga membutuhkan bantuan, akhir-akhir ini ada yang sedang kita
selidiki yaitu kasus pencurian yang melibatkan para pejabat tinggi yang
sebelumnya terjerat kasus korupsi, kami sudah tahu siapa pelakunya namun
sangat sulit untuk di tangkap, namanya adalah Jhony Indo. Dia selalu
memakai penutup wajah dan bergaya seperti ninja, jadi kami belum tahu
wajahnya seperti apa” jelas det Kamaru.
“Hm
seperti jaman dulu lagi ya, dulu juga seperti itu. Satu kali berhasil
di tangkap, namun cepat sekali dia lolos kembali dan sampai sekarang
belum tertangkap lagi” ujar inspektur.
“Kalau begitu, kenapa kita tidak menangkapnya lagi seperti dulu ?” Tanya Yunita
“Dia yang dulu dengan sekarang itu berbeda, sepertinya dia bukan orang yang sama menurutku” sahut det Kamaru.
“Oya,
selain menyelidilki terorisme aku juga ingin menyelidiki sebuah
organisasi yang mempunyai catatan kriminalitas cukup banyak di dunia,
aku rasa orang yang akan ku selidiki ada kaitanya dengan organisasi itu”
ujar Yunita yang berparas cantik itu.
“Hmm kalau begitu aku akan membantumu jika kau mau” tawar det Kamaru.
“Baiklah, mohon bantuanya” terima Yunita
“Ngomong-ngomong, organisasi apa yang ingin kamu selidiki ?” tanya inspektur ingin tahu.
“Mereka
selalu membuat onar, jumlah mereka tidak sedikit. Mereka memproduksi
berbagai obat-obat terlarang dan aneh, dulu mereka di non aktif kan
sebagai organisasi oleh pemerintah Amerika karena itu” jelas Yunita lagi
“Kalau boleh tahu apa nama organisasi itu ?” tanya det Kamaru
“Mereka menyebutnya sebagai organisasi Gagak Merah, red crow, atau juga akai karasu” jawab Yunita
“Hmm, cukup merepotkan juga kalau agen FBI sudah mulai turun tangan” ujar inspektur
“Kalau begitu, izinkan aku tuk membantunya pak. Aku penasaran dengan organisasi itu” pinta det Kamaru.
“Tapi itu tugas FBI bukan kepolisian kan ?” ucap inspektur menolak.
“Tidak apa-apa jika ingin membantu, aku juga sedang membutuhkan patner di sini” ucap wanita berparas cantik itu.
“Baiklah jika itu keinginan mu, aku izinkan” ucap inspektur
“Terimakasih pak, atas izin nya aku tidak akan mengecewakanya” ucap det Kamaru
“Ya sudah, kalian akan mu;ai dari mana penyelidikan nya ?” tanya inspektur
“Aku
akan mulai dari apa yang sedang kalian selidiki, aku dengar pencuri itu
mencuri semua harta dari para koruptor, aku berpikir kalau para
koruptor itu memiliki pemimpin atau bos besar, orang itu bisa jadi
adalah anggota gagak merah” Jelas Yunita,
“Kalau begitu, lakukan lah dan cepatlah berikan laporanya pada ku, det Kamaru !” perintah inspektur
Setelah
menerima perintah itu det Kamaru pun segera bergegas untuk memulai
penyelidikan bersama Yunita seorang agen FBI asal Indonesia yang di
tugas kan untuk memburu teroris yang benama gagak merah.
Kembali
ke pantai, aku Jo masih di sini sama Mona. Hari semakin sore penomena
matahari terbenam di laut sungguh indah bila aku perhatikan.
“Hei, Jo ?” Suara Mona pelan, saat aku lihat wajahnya memerah.
“apa ?” tanya ku heran.
“A aku, aku,,,”
“Aku apa ?” heran ku lagi, sambil terus menatap Mona.
“Aku
suka kamu” ucap nya tiba-tiba, DDDUUUUUAAAAARRRRR.......!!!!!!!!! Aku
baru saja seperti tersambar petir mendengar itu dari Mona, jantungku
berdetak kencang, angin menerpaku sangat kencang, perasaan bercampur
aduk tidak karuan, haaaahh apa aku juga mersakan hal yang sama ?.
“Kamu
itu cerewet ya, bawel, ga mau kalah sama orang lain. Tapi tak apa lah,
aku juga suka kamu” tiba-tiba tangan ku reflek memeluknya.
“Aku juga sayang kamu, sayang banget malah kalau aku biarkan kamu menjadi milik orang lain” ucapku sambil memeluknya.
“hh,,,sudah pelukanya hehehe, sekarang kita pacaran kan bukan patner lagi ?” ucap Mona sambil melepaskan pelukan ku.
“Ya kalau lagi ga beraksi hahaha” tawaku mencubit hidungnya yang mancung.
“Hmmm,
dasar kau pencuri. Pencuri hatiku” gombalnya, yah sejak itu aku dan
Mona berpacaran. Haduuh tidak menyangka juga aku punya pacar sekarang.
Baiklah cerita selanjutnya kuserahkan lagi pada pengarang hahahaha.
Jauh dari tempat Jo dan Mona, Tora dan kawan-kawan masih saja bermain di sekitaran pantai (kalau sekarang biar aku saja yang cerita pengarang,,,aku Tora yang ceritakan).
Aku
dan yang lain masih berada di pantai Panagan, ke dua gadis masih asik
bermain sedangka aku dan Richi hanya duduk saja di atas pasir yang di
ampari matras, aku melihat Richi tak biasanya tidak membaca buku
kecilnya itu namun sedang melakukan browsing internet.
“Hei, kau cari apa di sana ?” tanya ku menengok ke hp nya.
“Ada
berita menarik, organisasi yang dulu di bubarkan pemerintah Amerika
kini berulah lagi, sasaran mereka para koruptor yang akan menjadi patner
nya untuk menjalankan usaha ilegalnya, aku rasa ini akan ada hubunganya
dengan kasus pencurian itu kan ?” jelas Richi menunduk melihat hpnya.
“Ya,
sasaran si pencuri itu kan para pejabat yang terbukti sebagai koruptor,
yah paling tidak mereka merasa tidak tenang karena si pencuri akan
segera beraksi dan menurut kabar kalau aksinya tidak pernah gagal” ucap
ku sedikit membelanya.
“Yang
jelas jika itu sebuah pencurian, sudah jelas ada hukuman nya. Kita
tidak akan melepaskan dia begitu saja setelah meringkusnya” ujar Richi
dengan mata seriusnya
“Tentu saja, kita takakan pernah melepaskan nya. Beri tahu aku jika dia akan beraksi” ucapku bersemangat
“Hei kalian, sekarang kita mau kemana nih ?, sudah sore sepertinya” sahut Dewi menghampiri kami.
“Kita makan di restouran lagi yuk ?” ujar Sinta dari belakang
“Aaah
ide yang bagus, kebetulanaku juga aku sedang lapar” ucapku semangat,
Rici pun menyutujuinya. Akhirnya kami pun pergi ke restouran seperti
biasa dan mulai memesan makanan. Aku yang tak tahan ingin ketoilet
bergegas cepat tanpa sengaja aku menabrak seorang pemuda.
“Aduuuh, hati-hati woy kalau jalan !” serunya
“Haaa maaf, aku buru-buru, kamu tak apa-apa ?” tanyaku
“Ya, tapi lain kali hati-hati mas bro, hoo jadi ini detective payah itu ?”
“Oya kalau butuh bantuan panggil aku ok, ini kartu nama ku hehehehe” ucapku lagi basa basi.
“Hei Jo ada apa ?” tanya Mona
“Tidak apa-apa ko, ok makasih ya” rupanya dia adalah Jo Prasetya
“Aa iya harus nya aku yang bialng begitu karena kau telah memaafkan ku, sampai nanti ya aku kebelet nih” ucapku buru-buru.
“Hei Jo, kau kenal dia ?” tanya Mona penasaran.
“Kamu tau ?, dia lah detective itu. Ini kartunya namanya. Kau ambil saja” ucap Jo tersenyum sinis
“Owh jadi dia ya, tampan juga” celetuk Mona membuat Jo cemburu.
“Apa ?” Jo melotot
“I iya tidak ko hahahaha, lupakan saja” ucap Mona mendorong Jo untuk segera keluar bersamanya.
Jo
pun keluar dan sempat melewati meja yang di duduki oleh Richi dan yang
lain nya, Richi sempat melirik nya terus sampai dia menaiki sebuah motor
ninja hitam nya,
“Ninja hitam ?” sekiranya itu yang ada di benak Richi saat mereka berdua menaiki motor itu. Lalu mereka pun pergi.
“Hei Richi, kau lihat apa ?” tanya sinta mengagetkanya.
“Hm, tidak lupakan saja” jawab nya dengan tenang.
“Haa Tora kebiasaan deh kalau ke toilet pasti lama” keluh Dewi
“Haa leganya habis di keluarkan, oya makanan nya sudah siap belum ?” aku langsung duduk setelah dari toilet itu
“Cuma
kita aja yang sudah datang, kamu pesan mie ayam kan ?, mie ayam itu
lama di buatnya jadi sabar aja ya hehehe” celetuk Dewi cekikikan
“Ya
sudah, kalian makan saja dulu aku nyusul” sahut ku menyandarkan badan
di kursi, tak lama makanan ku pun datang dan kami pun makan bersama,
saat sedang asik makan aku melihat tv yang memeberitakan kalau seorang
pejabat desa kembali tertangkap karena melakukan korupsi yaitu membawa
uang perangkat desa dan uang pendidikan untuk warga kurang mamapu. Aku
berpikir dengan berita itu, yang tertangkap adalah pejabat desa yang tak
jauh dari pantai ini bernama Sari Asih.
“Rupanya dia akan beraksi malam ini, tempat itu tidak jauh kan dari sini ?” tanya Richi serius menatap ke tv.
“Ya sepertinya begitu, aku jadi penasaran lihat aksinya”
“Haduuh kalian ini, semangat sekali jika ada kasus” ujar Sinta sambil terus melahap makanan nya.
Bersambung...
Comments
Post a Comment