AKU, MASIH DI SINI MENUNGGU MU
Aku Masih di Sini
Menunggu Mu
![]() |
| editing by irwannuurul90 |
Kisah ini berawal dari seorang perempuan bernama Mendez Citrawati yang bekerja di sebuah yayasan panti jompo yang juga tak sengaja bertemu dengan seorang pemuda bernama Rezha Damantara, Rezha adalah anak kuliahan yang kebetulan datang ke tempat nya Citra dan Rezha sangat tertarik pada sosok Citra yang menurut nya sangat manis.
"Hai boleh kenalan ga, aku Rezha. Kamu ?" mendengar suara Rezha, Citra pun melihat pada nya dan berkata.
"Oh boleh nama aku Citra" jawab nya tersenyum.
"Kamu kerja di sini ya ?" tanya Rezha basa-basi.
"Iya, aku kerja di sini. Sebagai karyawan biasa ko" jawab Citra tersenyum lagi.
"Oya kamu punya pin bb atau fb gitu biar nanti bisa chatingan hehehe" ucap Rezha mulai.
"Oh aku ada fb ko nama nya cari aja di pencarian tulis Mendez Citra" jawab Citra lagi.
"Ok makasih ya Cit, nanti ku add" Rezha pun pamit pada Citra setelah mendekatinya. Citra yang terkagum akan sosok Rezha tiba-tiba muncul sebuah perasaan aneh yang bergejolak di hatinya.
"Wah kamu liatin apa Cit ?" tiba-tiba suara perempuan membangunkan nya dari lamunan.
"Eh kk, ga ko apaan si hmm" kaget nya sedikit cemberut. Rupanya itu adalah kk nya Citra yang bernama Ticha. Lengkapnya Ticha Marsya
"Sepertinya kamu sedang memperhatikan sesosok pangeran tampan yang sedang berjalan kesana. Iya kan Cit ?" sahut seorang pemuda lainya yang bernama Irwan. Dia adalah teman dekat atau sahabat dari Citra dan Ticha.
"Iih apaan si kamu, udah ah aku mau mandi dulu. Bau nih badan" ucap nya sedikit judes sambil berjalan meninggalkan mereka berdua yang saat itu sedang membereskan beberapa barang sumbangan untuk yayasan tersebut. Ada kemungkinan Rezha adalah salah satu dari penyumbang barang-barang tersebut.
Kota Jakarta yang indah di waktu malam dengan gemerlap lampunya seperti suasana kota Hongkong di waktu malam itu Citra duduk di kursi yang ada di pekarangan yayasan itu sambil memainkan hp nya, sepertinya dia sedang chating dengan pemuda yang bernama Rezha itu. Dalam chat nya mereka seperti sangat menikmatinya, bisa di bayangkan bagaimana orang yang sedang kasmaran.
"Si Citra lagi ngapain si duduk sendiri di sana ?" tanya Irwan pada Ticha yang berada di balkon rumah yayasan itu.
"Mana aku tau, tanya aja sama anak nya langsung" jawab Ticha cuek.
"Aduh judes amat si" sahut Irwan heran. lengkapnya Irwan Nuurul
"Mmmaassaa bbooddhoo uwwlee" ucap Ticha memeletkan lidahnya.
"Ih ampun ni cewek, makin naksir aja gue" gumam Irwan pelan.
"APA KAMU BILANG !!!" sepertinya Ticha mendengar ucapan pelan Irwan.
"Hmm i..itu apa..namanya, itu tu bulan sama bintang bagus ya hehehehe" kaget Irwan semakin salah tingkah.
"Huuh awas loh" dengan ketusnya Ticha pun meninggalkan Irwan sendirian di balkon itu. Irwan hanya menghela nafas panjang melihat nya pergi. Sedangkan itu Citra masih asik dengan hp nya dan kemudian bergegas menuju rumah dengan ekspresi wajah senang, entah apa yang terjadi yang pasti membuat Irwan penasaran aja.
"Cit kenapa ko kayaknya seneng banget ?" tanya Irwan penasaran saat Citra akan masuk kekamar nya.
"Haaa ada deeh, rahasia ga mau aku kasih tau" jawab Citra langsung menutup pintu kamarnya dan di kunci.
"Haah kumplit sudah hidup ku, penuh rasa kecuekan" gumam hatinya tertunduk lesu menuju kamarnya. Sayang mungkin lagi apes, kepala Irwan pun kejeduk pintu karena tidak konsentrasi berjalan, dengan menahan rasa sakit Irwan pun masuk ke kamar nya untuk istirahat.
Pagi pun menjelang, suara burung antusias bernyanyi dan menari-nari di angkasa. Waktu menunjukan pukul 07.00 am. Kebetulan ini adalah hari minggu dan biasanya kami bertiga sering berjalan-jalan menelusuri kota Jakarta. Dan seperti biasa Citra, Ticha dan juga Irwan sudah bersih dan rapih tuk menghadapi hari minggunya masing-masing.
"Hoooaaammzz,,,,pagi yang indah" ucap Irwan pagi itu sambil menguliatkan badan nya.
"Tic, jalan-jalan yuk ?" ajak Irwan cengengesan.
"Ogah, aku mau pergi sama Citra. Kamu pergi sendirian aja sana gih" galak nya.
"Biasa aja keles, ga usah marah-marah hmm" Irwan cemberut.
"Hai kalian maaf ya aku ga bisa jalan bareng kalian, aku ada janji sama Rezha buat ketemuan hehehe" tiba-tiba suara Citra terdengar dan sangat terburu-buru keluar.
"Yah Cit, kaka gimana masa jalan sendirian !" teriak Ticha.
"Udah kaka jalan aja sama Irwan !" balasnya buru-buru.
"Yah dia pergi" sedih Ticha. Lalu Irwan menatap Ticha, begitu pun Ticha. Namun tatapan Ticha seperti tak menginginkan Irwan, Irwan pun menghela nafas dan pergi sambil menggaruk-garuk kepalanya seolah tau apa maksud dari tatapan matanya itu.
"Ih nyebelin" cemberut Ticha saat Irwan meninggalkan nya sendirian.
Sementara itu di jalan Citra sudah bertemu dengan Rezha yang akan mengajak nya jalan-jalan berkeliling kota dengan motor nya.
"Hai Cit ?" sapa Rezha tersenyum.
"Ya hai juga, kita mau kemana ?" tanya Citra penasaran.
"Hmm apa ya, kita berkeliling aja ya terus nanti kita makan di kafe terbuka" ajak Rezha.
"Oh ok" Citra pun menaiki motor Rezha dan pergi.
Mereka sangat menikmati perjalanya dan sangat senang bisa berjalan berdua, yah mereka sangat asik berduaan karena mereka baru saja mengucapkan kata cinta di waktu malam itu. Rezha menembak Citra dan Citra pun mengiyakan nya karena mereka sama-sama saling mencintai jadi tak perlu lama tuk berpikir dan langsung jadian saja.
Setelah puas berjalan-jalan mereka mampir ke sebuah kafe terbuka di daerah sana, dan secara tidak sengaja Irwan melihat mereka dari sudut lain begitu pun dengan Ticha. Apa yang sebenarnya yang terjadi ?, apa mereka janjian untuk mengikuti Citra atau hanya kebetulan semata. Di sana terjadi perbincangan antara Citra dan Rezha.
"Gimana kuliah kamu Zha ?" ucap Citra mulai bertanya.
"Ya baik, sebenarnya bulan depan aku mau pergi untuk kuliah di sana. Kamu ga apa-apa kan aku tinggal pergi ?" ucapan Rezha mulai serius.
"Memangnya kamu mau pergi kemana ko serius banget ?"
"Aku akan lanjutin kuliah di Amerika, tapi tenang aja aku akan selalu kabarin kamu. Kamu jangan sedih ya" jawab Rezha membuat Citra sedih karena mereka akan segera terpisah antar benua.
"Kamu janji ya kan selalu ngabarin aku" sedih Citra mengusap air matanya.
"Ya aku janji" ucap nya tersenyum sambil mengusap air mata Citra yang jatuh ke pipinya. Setelah selesai makan mereka berdua pun pergi untuk pulang karena hari sudah mulai gelap. Ticha dan Irwan pun yang mengawasi Citra dari kejauhan juga bergegas meninggalkan tempat itu dengan kendaraan mereka masing-masing.
Sesampainya di rumah yayasan Citra pamit pada Rezha untuk masuk ke dalam dan mereka janji untuk besok akan jalan bareng lagi.
"Sayang aku masuk ya. Hati-hati di jalan" ucap Citra berpesan mersra.
"Iya makasih sayang perhatian nya" sahut Rezha mencium tangan nya. Rezha pun pergi dengan motor nya. Citra pun masuk rumah dan di sambut oleh Ticha yang ternyata sudah tiba duluan.
"Wah asik nih yang dah kencan ma pacar baru" ucapnya Ticha senyum.
"Apaan si ka, ga boleh ya adenya seneng dikit hehe"
"Yah kaka cuma nyaranin aja, jangan terlalu percaya sama cowok" saran Ticha.
"Iya ka tapi aku yakin dia orang nya baik dan ga akan ninggalin aku" ucap Ticha berjalan menuju kamar.
"Kamu harus hati-hati !!" teriak Ticha.
"Iya kaka sayang !!" balasnya dari dalam kamar.
"Haduuh berisik banget si" sahut Irwan keluar dari kamar nya yang juga ternyata tiba duluan sebelum Citra.
"Apa si loh mau tau aja urusan cewek" judes Ticha.
"Aku ga mau tahu. Aku maunya tempe aja" balas Irwan sambil kembali ke kamar nya.
"Ih dasar resek" kesalnya sambil hentakan kaki ke lantai.
Hari demi hari pun berlalu, Citra dan Rezha semakin akrab saja dan mulai terbuka dengan Ticha dan juga Irwan. Sampai pada masa nya tiba Rezha harus pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliahnya di sana dan membuat Citra sedih karena harus kehilangan dia tuk sementara waktu yang tak tau kapan bisa berjumpa lagi.
"Sudah jangan nangis ya. Aku janji kan selalu ngabarin kamu ko di facebook" janjinya.
"Iya, aku tunggu ya. Aku sayang banget ma kamu. Aku ga mau kehilangan kamu" isak Citra.
"Udahlah Cit. Biarkan dia menuntut ilmu di sana, dia kan udah janji sama kamu" Ticha menenangkan Citra yang sedih.
"Eh bro, pegang omongan lo tuk selalu ngabarin dia" Irwan ikut bicara seolah mengancam.
"Yah pasti sob tenang aja" jawab Rezha dan Irwan pun bersalaman sebagai tanda sepakat.
Rezha pun pergi meninggalkan mereka untuk menuntut ilmu di Amerika. Citra yang bersandar di bahu Ticha masih terisak dengan kepergian Rezha dan Ticha berusaha menenangkanya kembali. Irwan pun pergi menepuk bahu Ticha sebagai isyarat untuk segera pulang.
Di awal-awal bulan Citra selalu mendapat kabar dari Rezha yang berada jauh darinya dan mengobrol seperti biasa walau hanya menggunakan Facebook. Namun semakin kesini Rezha menjadi berubah, dia tidak lagi memberi kabar pada Citra dan membuat hatinya resah gelisah menanti kabar dari Rezha namun tak ada sama sekali.
Melihat Citra seperti itu Ticha merasa iba dan berusaha tuk memberinya semangat.
"Sudah lah Cit lupain dia. Jangan sedih gitu dong kaka ga suka liatnya" tegurnya sambil memeluknya.
"Tapi aku sayang banget ma dia, aku bakalab tunggu dia terus sampai kapan pun" tekad Citra kuat.
"Iya tapi sampai kapan hm. Kaka ga mau kamu begini terus, masih banyak kan yang suka sama kamu selain dia ?" bujuk Ticha.
"Ga mau ka, aku mau dia aja kembali kesini" ucapnya lagi. Dengan menghela nafas Ticha seperti menyerah membujuknya dan pergi keluar untuk ke kamar mandi.
"Bagaimana ?" tanya Irwan yang berdiri di depan kamar Citra.
"Hah tau ah pusing liatnya, kamu aja gih sana bujuk dia. Aku mau ketoilet dulu" jawab Ticha cemberut menghela nafas. Irwan pun masuk ke kamar Citra dengan pintu segaja terbuka lebar.
"Kamu harus tau Cit, dunia ini ga selebar daun kelor. Masih banyak cowok yang mau sama kamu, jujur aja aku juga pernah ngalamin hal ini dan rasanya sakit banget sama seperti yang kamu rasain. Kita ga usah nganggap terlalu serius dalam hal cinta, apa lagi ini cuma lewat medsos kan ?" sahut Irwan mencoba membujuknya.
"Tapi dia dah janji" isaknya
"Aku tau itu tapi dia ga ngabarin kamu lagi kan ?" tanya Irwan menatap Citra.
Irwan menceritakan kisah cintanya yang membuat Irwan sakit hati karena tingkah pacarnya dulu yang ternyata masih bersuami.
"Udahlah Cit, cinta lewat sosmed itu ga ada yang benar, cari aja yang lain. Lagi pula apa si istimewa dia buat kamu ?" tanya Irwan serius memberi arahan positif.
"Aku tetep mau nunggu dia, sampai kapan pun" sahutnya masih berkaca-berkaca.
Citra tetap saja menangis dan terus menunggu kabar dari Rezha yang entah kapan bisa ngabarin lagi.
Bujukan dari Ticha dan juga Irwan tak di gubrisnya, entah kapan Citra akan berhenti seperti ini ?. Aku tidak tau dan kapan. Sampai saat ini Citra masih menunggu kehadiran Rezha namun sia-sia.
Selesai

Comments
Post a Comment