MONSTER LOVE part 5

MONSTER LOVE

Bagian 5

MENANGIS

Beberapa menit pun kami tiba di museum yang memamerkan barang-barang bersejarah serta tulang-tulang dinosaurus yang lengkap (andai itu ada di kenyataan), Pak Guru pun menjelaskan setiap benda dan tempat yang kami singgahi, yah maklum karena Pak Guru kami waktu itu adalah guru sejarah di sebuah SMP di Jakarta dan beliau mengajar bahasa Indonesia di SD kami. (Dari Sejarah ke Bahasa Indonesia hehe jauh banget -_-)


Editinv by irwannuurul90


Aku lihat Conan selalu jauh dari rombongan, tepat nya seperti menjaga jarak. Ya ampun anak ini kenapa sih ?.

"Hei kau, jangan sendirian saja. Ayo ke sini gabung sama kami !" sahut Mikha pada Conan yang berjarak dua meter dari rombongan.

"Tidak !" jawab nya singkat dan juga dingin.

"Ah hahaha Conan, gabung lah sama teman-teman mu. Kalau tidak nanti bapak ga akan beri nilai loh, dan.." tiba-tiba Pak Guru mendekat dan membisikan sesuatu pada Conan sehingga Conan seperti ketakutan lalu mulai bergabung dengan yang lain. (Walau hanya berjarak setengah meter dari rombongan -_-).

"Apa yang di bisikan pada Conan ya ?" heran Citra penasaran.

"Hmm aku rasa itu" sahut Mikha.

"Haah ?, itu ?, maksud kamu apa ?" tanya ku bingung.

"Sini aku bisikin.." Mikha pun membisikan satu ucapan yang buat aku sakit perut ingin tertawa namun aku tahan, (haaahhh...tahan tawa lebih sulit dari yang ku kira).

"Pak, Pak Guru. Boleh aku ke toilet sebentar ?" ucap ku minta izin, (padahal hanya ingin lebih leluasa untuk tertawa 😅😅).

Di sela-sela rombongan sekarang aku lihat Conan seperti melihat seseorang, (cerita di toilet jangan di bahas karena cuma haha haha dan wkwkwkwkwkwk).

Aku melihat Conan menghampiri seseorang dan aku pun terkejut karena yang di dekatinya adalah seorang perempuan cantik, dan rasa nya aku tau wanita itu siapa.

"Ka kamu, kamu dulu pernah satu sekolah dengan ku kan sebelum kita pindah ?" tanya Conan mulai bicara (wah kejadian langka nih).

"Hmm kamu siapa ?, aku tidak ingat" ucap perempuan itu dengan tanpa ekspresi.

"Tidak mungkin, apa karena kamu pindah begitu cepat sehingga kau tak pedulikan teman ya ?" heran Conan tercengang. (Teman, apa barusan dia bilang teman pemirsah ?).

"Yah aku memang tidak peduli" jawab perempuan itu lagi dengan memalingkan wajah nya dari Conan.

"Hei tau tidak, sebenar nya aku suka Vampire loh, kamu Vampire kan ?, kamu pindah karena kamu ketahuan oleh siswa senior kan ?"

"Sudah lah, kamu pergi sana. Aku tidak ada urusan sama kamu" usir wanita itu.

"Ta tapi aku suka kamu, boleh ga aku jadi teman mu ?" tanya Conan menjulurkan tangan untuk salaman. Namun.

"Tidak, aku tidak mau lagi berteman dengan siapa pun" ucap wanita itu lagi dengan sangat dingin, sanggup untuk membeku kan hatinya Conan pada waktu itu.

"Dasar bodoh, nah lihat. Bagaimana rasa nya saat di tolak mentah-mentah oleh seseorang yang tak ingin berteman dengan mu ?" ucap Pak Guru yang datang dari belakang.

"Ra, rasa nya se..seperti. HUUUWAAAHHHH sakit sekali hiks-hiks" tangis Conan di masa muda.

"Nah, sekarang kamu mau kan berteman dengan mereka ?, yah tentu nya kamu sudah tau perasaan mereka ketika kamu menolak ajakan pertemanan mereka.

"Ba, baik lah. Aku mengerti sekarang, tapi aku hanya akan berteman dengan kalian saja ya, Mikha dan Citra kalian lah teman perempuan pertama untuk ku" ucap Conan mulai sedikit membuka hati.

"Hmm, hahaha aku menang..!!!!" seru riang nya Mikha. Apa masih di lanjut taruhan ?

"Hmm, ya sudah aku akan berteman dengan kalian. Tapi cuma kalian ya, yang lain akan ku pikirkan nanti" ujar Conan menatap serius.

"Ya ampun anak-anak ini" semyum Pak Guru geleng-geleng kepala.

"Hei, wanita itu tadi siapa hmm ?" tanya Citra pada Conan sambil memgikuti rombongan.

"Oh itu, di dia, dia kenalan ku saat di SD lain. Aku sama dia pernah sekelas tapi dia pindah karena suatu alasan yang ga bisa ku cerita kan" jawab Conan serius.

"Ooh gitu ya, hmm. Aku harap saat nanti kita SMP atau SMA kita bisa satu sekolah sama dia ya Conan" ucap Citra lagi penuh harap.

"Apa kamu tau nama nya ?" tanya Mikha penasaran sambil jalan mundur.

"Tentu saja, tapi aku ga mau kasih tau. Hei jangan jalan mundur nanti jatuh !" wah si Conan ada sisi perhatian nya juga ternyata.

BRUK

PRAK

"Adududuuuhh, sakit" rintih Mikha yang terjaruh karena jalan mundur.

"Haahh kamu ini, Conan kan sudah peringatkan mu, jadi jatuh deh kan ?" ucap ku menjulurkan tangan untuk membantu berdiri.

"Ah sudah lah, aku bisa berdiri sendiri ko" jawab Mikha langsung bangkit dari jatuh nya.

Tak terasa acara cepat sekali berlalu dan kini saatnya kami untuk pulang, Pak Guru tidak lupa untuk mengabsen murid-murid nya lagi supaya tidak ada yang tertinggal.

FLASBACK OFF

"Jadi kau, kau tau kalau dia Vampire ?" tanya ku membuat ku tercengang.

"Yah, kalian ingat kan. Waktu aku di tolak oleh seorang wanita untuk berteman dengan ku saat masih SD, waktu itu saat ada acara datang ke museum" jawab nya cukup serius sambil nunduk.

"Jadi wanita yang kamu ajak bicara waktu itu adalah..?" ucap Mikha tak melanjutkan.

"Yah, dia itu adalah Viona. Sebenarnya aku suka sama dia sudah sejak dulu, nah Citra, harapan kamu ternyata terkabul ya ?" ucap Conan kemudian menoleh ke Citra.

"A apa, ternyata wanita itu Viona. Hmm" kaget Citra.

"Haahh Citra, ga usah segitunya kali" ucap ku menepuk bahu nya.

"Haahh haha, huuwwwaaahhhh" Citra menangis terharu.

"HHAAAADUUUUHH CITRAAAAA JANGAN LEBAY DEH !!!" teriak ku.

"Huuwwaaahhh, hiks hiks hiks rasanya senang kalau harapan ku terkabul. Hiks hiks hiks" . hhhh..Citraa-Citraaa kamu korban sinetron alay ya ?.

"Ya sudah, sekarang kita juga cepat cari Viona" usul Rizki.

"Hmm, ok" sahut ku. Kami pun berpencar mencari Viona namun tak ada satu tempat pun yang menjadi persembunyian nya.

"Ah tunggu, aku lupa sesuatu. Hmm, ah iya bisa pakai cara itu" Eva baru sadar kalau dia bisa mendeteksi suatu getaran yang ada di manusia dan juga Vampire.

Dia pun melentangkan tanganya setengah lalu memejamkan matanya, Eva pun berkonsentrasi pada getaran-getaran tubuh manusia. Jika ada yang berbeda dari getaran itu maka dia bukan manusia.

"Eh itu Eva, hmm sedang apa ya dia ?" tanya ku heran.

"Mungkin sejenis meditasi.." jawab Rizki asal.

"Kita samperin aja yuk" ajak ku yang langsung mendekat pada nya.

"Ah pasti di sana" ucap Eva mendadak, lalu dia langsung pergi tanpa memperdulikan ku.

"Eleleleh, kenapa dia pergi ?" ucap ku manyun.

"Haah sudah kita ikuti saja, mungkin jurus penerawangan nya Eva sudah tau jawaban nya.

Setelah kita mengikuti Eva yang ternyata lari ke atap sekolah paling pojok terlihat sesosok wanita yang sedang menangis. Dialah Viona.

Viona ?" sapa anak-anak yang lain.

"Pergilah, kenapa kalian cari aku ?" ucap Viona duduk tertunduk memeluk lutut sembari menangis.

"Sudahlah, jangan hiraukan ucapan si Bisma itu. Kita semua adalah teman mu dan pihak sekolah pun tak akan mengeluarkan kamu dari sekolah" sahut Rizki.

"Kenapa kamu yakin hal itu ?" tanya Viona yang masih menangis.

"Ya, karena, itu hmm..."

"Lihat lah di papan sekolah itu, apa selogan dari sekolah kita Viona ?" tambah ku bertanya sambil menunjuk ke papan sekolah yang terpajang di depan sekolah.

"Aku jadi berpikir, sekolah kita tak hanya menerima murid dari kalangan manusia seperti kami. Tapi juga mahkluk lain seperti Eva dan juga kamu Viona" ucap Mikha serius.

"Tapi, mahkluk seperti ku masih bisa..."

"Tentu saja bisa Viona, jangan pernah terpengaruh oleh ucapan orang lain tentang dirimu. Kita akan ada untuk mu karena kita akan menjadi teman sampai kapan pun" sahut ku menyela ucapan Viona.

"Hei Viona, kau ingat saat masih kecil aku pernah melihat mu berbicara bersama Conan. Waktu itu aku dan teman-teman yang lain sedang jalan-jalan ke musiem, yah. Aku liat kamu ngobrol dengan Conan dan aku saat itu ingin berkenalan dengan mu tapi kamu keburu pergi, aku berharap bisa bertemu lagi dengan mu dan sekarang harapan ku terkabul jadi, ayo kita berteman Viona" tambah Citra.

"Sudahlah jangan menangis lagi Viona, berdirilah" ucap Conan membantu nya untuk berdiri, namun saat sudah berdiri tiba-tiba tangan Conan di tarik oleh Viona sehingga menjadi posisi berpelukan. Conan dan Viona saling peluk dan Viona kembali menangis.

"Ma..makasih semuanya, makasih sudah mau berteman dengan ku" bisik Viona terisak pada Conan.

"Baiklah, jadi teman kita bertambah lagi satu orang lagi. Hoorreee...!!!!" ucap Eva gembira.

"Haaahh kamu ini. Eva, kamu bisa merasakan keberadaan Viona lewat getaran tubuh nya kan ?" sahut ku bertanya.

"Ya, di planet ku itu sudah biasa di lakukan untuk melacak seseorang atau menemukan keberadaan musuh yang tentunya bukan dari bangsa Evola" jelas Eva.

"Hmm, bisa kau ajarkan pada kami hehehehe ?" pinta ku menyengir.

"Hmm bagaimana ya, hmmm..." Eva mikir-mikir dulu.

"Hei Irwan, untuk apa si belajar ilmu seperti itu ?, kita kan manusia bukan mahkluk seperti Eva" ujar Mikha.

"Biar seperti yang ada di film-film, kan itu keren" ucap ku semangat.

"Maksud kamu seperti Dragonball, Naruto atau Bleach kan ?" tebak Conan.

"Hah, hahaha ketauan deh" tawa ku menyengir.

"Haaahh dasar penggila anime" ketus Rizki.

"Oohhh...hmmm...aku akan ajarkan kalian semua" sahut Eva tiba-tiba.

"HHAAAAAHHH...!!!!!" kaget semua orang.

"Apa kamu yakin Eva ?" tanya Citra.

"Yah aku yakin, biar seru kalau kalian juga punya kemampuan seperti itu, kalau cuma aku saja rasanya aneh hahahaha. Hmm apa kamu juga mau ku ajarkan Vio ?" ucap Eva sepertinya serius.

"Tidak usah, aku juga punya kemampuan seperti itu. Aku kan Vampire" senyum Viona masih menggandeng tangan Conan.

"Owh begitu ya, ok deh nanti pulang sekolah kita bertemu di sini lagi ya hehehe" sahut Eva begitu semangat.

Kami pun bergegas kembali ke kelas karena bel tanda masuk sudah berbunyi, walau masih terasa canggung Viona berusaha tetap tenang dengan menggandeng tangan Conan sampai akhirnya berpisah masuk ke kelas masing-masing.

Belajar pun berakhir dan kini waktunya untuk pulang, aku merasa terkejut karena teman-teman di kelas ku malah ingin dekat dan akrab dengan Viona. Padahal tadi di waktu jam istirahat semua siswa sangat ketakutan. Apa sebenarnya yang terjadi selama kami ada di atap sekolah ?.

_________________________________________

Cerita lain saat kami berada di atap sekolah.

"Shindy, lakukan komunikasi telepatimu ke semua murid kecuali pada Irwan, Rizki, Citra, Mikha, Conan, Eva dan Viona" ucap Bu Maya di ruang kantor.

"Hmm, aku harus bilang apa pada mereka ?" tanya Shindy alias Pink Prof.

"Katakan kalau...." Bu Maya membisikan sesuatu pada Pink Prof dan langsung mengiyakan.

Pink Prof pun berjalan menuju jendela dan menempelkan telapak tangan nya pada kaca jendela sambil memejamkan mata dan berkonsentrasi pada telepati nya untuk menyampaikan sesuatu yang di ucapkan oleh Bu Maya melalui pikiran sehingga para murid bisa mendengar ucapan nya seperti pengumuman yang di lakukan melalui spiker.

"Sudah saya lakukan Bu" ucap Pink Prof kembali pada posisi semula.

"Bagus, sekarang masalah sudah teratasi. Sekarang biarkan anak-anak itu mengurus nya sendiri. Dan aku tugaskan kau untuk mengawasi mereka, karena kau tau sendiri di antara mereka ada dua mahkluk yang bukan manusia" perintah nya.

"Baik bu, saya akan laksanakan. Saya permisi dulu Bu" pamit Pink Prof mengerti. Pink Prof pun pergi meninggalkan ruangan kantor kepala sekolah.

"Wah wah, sepertinya di sekolah ini sudah di masuki dua mahkluk asing ya ?" ucap seseorang bersuara laki-laki yang muncul dari balik tembok, mirip seperti telah menembus tembok.

"Owh ternyata kau, tidak sopan menguping pembicaraan orang" sinis Bu Maya pada laki-laki itu.

"Ah maaf, hahaha. Tapi, yang jadi pertanyaan adalah kapan kita aku bisa memulai mengajar di sini ?" tanya laki-laki itu selalu penuh senyum.

"Besok kau akan mengajar pelajaran olah raga, jadi lakukan yang terbaik untuk kelas mereka. Nanti aku akan membuat kelas khusus untuk mereka" jawab Bu Maya penuh rencana besar.

"Hmm baiklah baik, aku akan lakukan yang terbaik untuk mereka tapi, sepertinya akan ada yang datang ke planet kita ini. Apa kita akan diam saja ?" 

"Maka dari itu kau aku suruh mengajar beberapa ilmu khusus pada mereka, guru olah raga hanya berlaku untuk murid-murid yang lain tapi tidak untuk kelas khusus yang nanti aku buat. Sebelum mereka muncul kita harus sudah siap dengan beberapa kekuatan yang di miliki oleh kelas khusus ku" jelas Bu Maya. Apa maksud dengan kekuatan itu ?

"Owh begitu ya, yah kita memang sudah terlalu tua untuk menghadapi mereka bersama. Aku mengerti sekarang. Baiklah aku pergi dulu, sampai jumpa lagi nanti" laki-laki itu pun pergi meninggalkan Bu Maya sendiri.

"Cih, kau bilang kita tua ?. Kau saja yang tua, kalau aku tetap masih terlihat muda" gerutu Bu Maya.

Bersambung...

___________________________________________

Irwan: hei author, kamu masukin aku ke sekolah apaan ko pada punya kekuatan ?

Author: hmm itu, karena hmm, rahasia.

Irwan: -___-




Comments

Popular posts from this blog

NAMA HARI DAN BULAN VERSI SUNDA

MOD PED KAMEN RIDER V2

MONSTER LOVE