MONSTER LOVE part 7

Monster Love
Bagian 7
Seorang Putri Duyung

Dengan muka yang tampak bengong kami hanya bisa mengangguk saja sambil berkata iya. Tapi ah sudahlah Nagi pun sudah kembali ke dapur untuk menyiapkan pesanan yang lain, kami pun pergi setelah membayar pesanan kami.

"Haahhh, entah apa lagi ya keanehan yang akan kita temui besok ?" Hela ku di perjalanan pulang.

"Mungkin kita akan bertemu makhluk metologi seperti Naga, Kapa, atau Putri Duyung" canda Mikha cengengesan.

"Putri Duyung, HAAAHHH semua itu membuatku pusing kepala tau" sahut ku lelah.


Editing by irwannuurul90


"Kita tidak mungkin bertemu dengan mereka, kita kan berada di tempat yang jauh dari pantai" tambah Conan.

"Sebenarnya kita hidup di zaman apa ?, Kenapa banyak sekali orang-orang yang punya kemampuan seperti itu ?" Tanyaku heran.

"Yang jelas kita hidup di akhir zaman" Sela Citra dengan tatapan serius. Waw serem banget dengarnya.

"Tapi aku dengar dari ibu ku, ratusan tahun lalu ada orang yang sempat bertemu dengan mereka loh" Tambah Rizki tersenyum dan membuat kita semua berhenti melangkah dan melirik pada Rizki.

"Hei hei jangan menatap ku seperti itu, itu kan hanya cerita ibu ku saja jadi aku belum tau kepastian nya kan ?" Ucap Rizki sedikit takut.

"Tentu saja kami terkejut karena ibu kamu kan sama seperti ku, walau beda planet si hehe." Sahut Eva tegas.

"Hmm aku jadi ingin melihat mereka, seperti apa ya mereka. Apa mereka bertaring juga sama seperti aku ?" Tanya viona dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Itu si bukan putri duyung namanya, tapi putri hiu putih hahahaha" tawa ku dan di ikuti oleh tawa teman-teman ku termasuk Viona. Kami pun berpisah di beberapa persimpangan untuk kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu di laut utara tepatnya di sepanjang pantai utara yang sering kita sebut Pantura. Para nelayan sedang asik memanen hasil tangkapan mereka, mereka sangat bahagia dengan itu. Di ceritakan Pak Mardi yang sedang melaut seorang diri yang rencananya ingin memancing ikan menemukan sesuatu yang aneh pada alat pancingnya yang terasa berat, dia berpikir akan mendapatkan ikan yang sangat besar namun apa yang terjadi, ternyata Pak Mardi malah menjaring seseorang dan mengangkatnya ke kapalnya. Pak Mardi heran kenapa dia bisa menjaring manusia. Sempat mengira kalau manusia itu adalah mayat yang tenggelam dan kakinya tertutup oleh tumbuhan laut yang hampir menutupi sebagian kakinya, dan manusia itu di pastikan adalah wanita muda. Namun saat Pak Mardi ingin menolongnya dengan mengeluarkan nya dari jaring dan membersihkan rumput-rumput yang menutupi seluruh kakinya Pak Mardi pun terkejut.

"Ti tidak mu mungkin, di dia..." Pak Mardi pun segera mengelap seluruh bagian tubuh dari gadis itu dan memeriksa denyut nadinya yang ternyata masih hidup. Segeralah Pak Mardi mengenakan baju pada gadis itu dengan pakaian milik anaknya yang juga seorang gadis yang meninggal tahun lalu karena kecelakaan. Dan sebenarnya hari itu adalah tepat setahun di mana kecelakaan itu terjadi. Pak Mardi pun langsung menuju daratan tempat tinggalnya dan membawa gadis itu tanpa sepengetahuan siapa pun.

"Ah bagaimana ini, apa yang harus ku lakukan dengan dia ?" Tanya Pak Mardi dalam hatinya. Pak Mardi pun membuat sup untuk menghangatkan tubuh gadis itu jika ia sadar. Pak Mardi duduk di sebelah gadis itu yang masih terbaring dengan sup yang ada di samping nya dengan perasaan gelisah. Tak lama kemudian gadis itu pun sadar dan membuka matanya.

"A..eu" gadis itu menatap ke sekeliling ruangan dengan tubuh masih terbaring. Dia kaget saat melihat seorang bapak tua yang terduduk tunduk memejamkan mata. Dia pun bangkit dari baring nya yang membuat Pak Mardi jadi terbangun.

"Ah, ka kamu sadar nak ?, Ah coba makan sup ini." Namun sup nya sudah dingin dan Pak Mardi mencoba untuk menghangatkan nya lagi.

"A apa bapak yang membawa saya ke sini ?" Tiba-tiba saja gadis itu berbicara.

"Ka kamu bisa bahasa manusia ?" Heran Pak Mardi.

"Oh jadi bapak sudah tahu siapa saya sebenarnya ?" Tanya gadis itu ramah.

"I iya, tapi cuma bapak yang tahu tentang dirimu." Ucapnya menatap gadis itu. Namun saat Pak Mardi menoleh ke setiap ruangan, dia pun terkejut dengan ruangan yang begitu rapih dan bersih.

"Sayalah yang membersihkan semuanya pak, karena bapak sudah menolong saya." Sahut gadis yang belum di ketahui namanya itu.

"Ah terimakasih nak, kamu memang hebat sebagai duyung, bisa membersihkan ruangan secepat kilat." Kagum Pak Mardi.

"Saya hanya ingin membalas kebaikan bapak. Apa boleh saya tinggal bersama bapak ?" Pinta si gadis yang tiba-tiba. Pak Mardi pun melangkah meninggalkan gadis itu dan duduk di teras rumah yang sederhana itu.

"Haah, bapak tidak tahu harus melakukan apa padamu nak, bapak hanya hidup sebatang kara setelah anak saya meninggal tahun lalu." Helanya berkaca-kaca.

"Kalau begitu, boleh saya jadi pengganti anak bapak yang sudah meninggal itu ?" Pinta sang gadis itu lagi mengejutkan.

"Haha, jangan bodoh. Tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan anak bapak di hati bapak. Tapi, bapak akan sangat senang jika kamu ingin hidup dengan bapak sebagai anak angkat." Senyum Pak Mardi menatap gadis itu.

"Oh iya, nama kamu siapa ?, Bapak lupa menanyakan itu padamu." Tambahnya lagi.

"Hmm nama anak bapa siapa ?, Karena jujur saja aku tidak mempunyai nama saat di lahirkan." gadis itu bertanya balik.

"Ah itu, nama anak saya adalah Arial Yuni Bahar." Jawab Pak Mardi sambil menghela nafas panjang.

"Kalau begitu, panggil saja saya Ariel. Beda tipis dengan nama anak bapak kan ?" Ujar gadis itu yang kini bernama Ariel.

"Kita harus segera pindah dari sini, kita tidak bisa tinggal di sini lagi. Karena jika penduduk sini melihat kamu akan menjadi masalah besar nanti." Ucap Pak Mardi serius dan langsung masuk ke dalam. Saat itu adalah pukul 08:00 pagi.

"Pergi kemana ?" Tanya Ariel penasaran.

"Ke sebuah kota, kamu nanti akan bisa sekolah dan belajar peradaban manusia." Jawab Pak Mardi sambil membereskan bawaan nya.

"Sekolah ?" Heran Ariel.

"Apa di tempatmu di sana tidak ada yang namanya sekolah ?, Kau pasti senang dan akan banyak teman nanti." tanya Pak Mardi tersenyum sembari masih membereskan apa yang akan di bawa ke kota.

"Oh pasti saya akan suka itu, sebagai duyung aku hanya di ajarkan untuk berbuat baik pada setiap orang dan aku belajar bicara karena banyak bangsa kami yang menyamar sebagai manusia lalu mengajarkanya kembali di tempat asal kami." Itulah penjelasan Ariel.

"Aah bapak tau sekarang, itu sebabnya kenapa di pesisir banyak perempuan bunuh diri dengan cara melompat dari tebing dan mayatnya tidak pernah di temukan. Dan berdasarkan catatan polisi, semua wanita yang bunuh diri itu tidak memiliki riwayat keluarga yang pasti." Terang Pak Mardi teringat.

"Mungkin mereka adalah bangsa kami pak." Senyum Ariel merekah.

"Tapi kenapa kamu tidak kembali ke air atau ke laut, bapak pikir duyung sangat tidak tahan dengan daratan dan selalu butuh dengan air ?" Heran Pak Mardi.

"Tempat kami sekarang sudah tercemar, dan keluarga saya sudah pergi entah ke lautan mana, saat itu saya sedang mencari makanan namun gempa bawah laut terjadi dan reruntuhan menimpa saya. Lalu saya tidak sadarkan diri. Sampai akhirnya bapak yang membawa ke sini. Dan mulai saat ini saya ingin belajar sebagai manusia dengan menjadi anak angkat bapak." Jelas Ariel lagi.

"Baiklah kalau itu mau kamu, sekarang ikutlah dengan bapak ke kota. Kita akan tinggal di sana." Ajak Pak Mardi.

"Apa saya bisa sekolah seperti yang bapak katakan tadi ?" Tanya Ariel lagi.

"Tentu saja, bapak punya sedikit tabungan untuk itu, dan kita bisa punya rumah di sana." Jawab Pak Mardi tersenyum.


Bersambung...

___________________________________________

Irwan : hei author, kenapa cerita bagian ku sangat sedikit ?

Author : sudah diam, jangan protes terus.

Irwan : cih pelit 😡😡😡😡


Comments

Popular posts from this blog

NAMA HARI DAN BULAN VERSI SUNDA

MOD PED KAMEN RIDER V2

MONSTER LOVE