MONSTER LOVE PART 8
Monster Love
Bagian 8
Bangsa Lurux
dan
Antisipasi
Ke esokan harinya di sekolah.
"Hmm sudah tiga kali kita kedatangan murid baru dan semuanya adalah perempuan. Hei kamu, nama kamu Ariel kan ?" Tanya ku saat jam istirahat.
"Apa kamu manusia ?" Tanya Conan.
"Dari mana asalmu ?" Tanya Rizki.
"Hei Ariel, boleh minta pin bb atau id line kamu tidak hehe ?" Tambah Indra. Sementara itu si kembar sibuk memotret Ariel dari berbagai sudut.
![]() |
Eding By Irwannuurul90 |
"Ah haha, kalian membuat saya bingung dengan pertanyaan kalian, apa boleh saya menjawabnya satu per satu ?" Tingkah kami membuat Ariel sangat canggung.
"Hei Conan, apa maksud dari pertanyaan mu sih, sudah jelas kan kalau dia manusia ?" Bisik Indra.
"Ah itu..karena i itu..aku...hahaha lupakan saja." Jawab Conan gelagapan. Saat itu kami duduk mengililingi bangku Ariel.
"Hei hei heiii....kalian ada apa berkumpul di meja nya Ariel hmm ?" Tanya Mikha yang muncul dari belakang.
"Oh ah tidak apa-apa ko, iya kan Ariel. Kami hanya sedikit memberi pertanyaan kecil ko hehe." Kaget ku yang langsung berdiri dan kembali ke meja kami masing-masing.
"Ya yaah, haha kita cuma ingin kenalan saja ko, ya kan ya kan ya kan haha ?" Tambah Indra melirik-lirik kami.
"Anuu, apa pertanyaan kalian masih bisa saya jawab ?" Sela Ariel polos di saat situasi genting seperti ini, karena kita merasa Mikha sedang berapi-api.
"Memangnya mereka bertanya apa saja sama kamu ?" Tanya Eva yang mendekati Ariel.
"Banyak sekali, saya bingung harus menjawab yang mana hehehe." Jawab Ariel tersenyum.
"Dari pada kamu hanya duduk di sini, lebih baik kamu ikut kami yuk main-main, sumpek tau di kerubutin sama cowok-cowok ini." Sahut Citra sangat pedas.
"Sepertinya bau mu beda ya, kita bicarakan di atap yuk Ariel." Ajak Viona merasakan sesuatu pada tubuh Ariel.
"Apa kami boleh ikut ?" Ucap ku mengacungkan tangan.
"Haahh aku tidak suka pergi ke atap, kalian saja deh." Sahut Indra yang langsung pergi ke luar.
"Kami juga mau izin keluar ya hehe hehe, permisi kaka Mikha maaf mengganggu." Ujar si kembar dengan rasa takut karena pernah di hajar oleh Mikha.
Kami pun pergi ke atap sekolah bersama Ariel, dan tidak ada niat untuk membully namun untuk memastikan siapa dia sebenarnya. Karena saat perkenalan tadi di jam pertama pelajaran Eva, Viona dan juga Mikha merasakan getaran tubuh yang berbeda. Kami pun sampai di atap sekolah.
"Hmm ada apa ya, kenapa saya di ajak ke sini ?" Heran Ariel.
"Tidak apa-apa sih, cuma kami ingin tahu saja. Siapa kamu sebenarnya, sepertinya kamu bukan manusia pada umum nya." Jelas Eva.
"Oh begitu ya, saya sudah janji pada bapak saya untuk tidak memberi tahu siapa saya sebenarnya. Tapi sepertinya kalian memiliki kemampuan khusus untuk membedakan manusia atau bukan." Jawab Ariel santai.
"Jadi kamu benar-benar bukan manusia ?" Tanya Mikha.
"Yah apa boleh buat, karena percuma juga saya berbohong pada kalian. Tapi tolong, jangan beri tahu pada yang lain." Jawab Ariel menberi syarat.
"Itu sudah pasti, karena kami juga sama sepertimu." Ucap Viona mendekat dan tersenyum.
"Maksud kalian, kalian juga bukan manusia ?" Kaget dan heran nya Ariel.
"Yah, aku dan juga Viona memang bukan manusia seutuhnya, lihat lah wujud asli kami." Eva dan Viona pun berubah seketika dengan wujud aslinya. Sekilas tidak ada yang berbeda dengan Viona namun warna matanya berubah menjadi ungu dan giginya memunculkan taring yang panjang dan tajam.
"Ka kalian, kalian ini apa ?. Lalu kenapa yang lain tidak berubah seperti kalian ?" Ariel bertanya penuh rasa ingin tahu.
"Ah kita hanya manusia biasa, tapi kita bisa merasakan getaran tubuh yang berbeda seperti Eva dan Viona. Mu mungkin kita keturunan dari beberapa makhluk seperti kalian. Yah aku rasa begitu." Mikha mencoba menafsirkan.
"Baiklah, akan saya beritahu siapa saya sebenarnya. Tapi tidak di sini." Ucap Ariel menghela nafas. Kami pun berkenalan satu sama lain dan memutuskan untuk menjadi teman nya. Kami kembali ke bawah setelah perbincangan serius tadi.
"Aku harap besok ada murid baru lagi dan dia adalah hantu, haaahh berapa banyak di sini murid yang bukan manusia ya ?" Tanyaku bicara sendiri.
"Sudahlah...yang penting mereka tidak mengganggu kenyamanan di bumi ini." Jawab Rizki menyela.
"Maksud kamu Eva ya, karena cuma dia yang bukan asli dari bumi." Kesalku melirik Rizki. Sedangkan Viona, Eva dan juga Ariel berada dua meter di depan ku dan Rizki.
"Sepertinya selogan dari sekolah kita memang benar bukan selogan candaan saja. Tapi itu selogan yang benar-benar menerima siswa siswi yang berasal dari kalangan manusia." Tambah Conan.
"Aku harap akan ada murid pindahan atau baru yang aneh tapi dia seorang Cowok dan jangan Cewek lagi." Ujar Mikha semangat.
"Ooohhh...mungkin dia lelaki bersayap, atau ah apalah itu hahaha." Tambah Citra ngawur. Jam pelajaran pun di mulai kembali dan itu membuat aku merasa jenuh, dan akhirnya pelajaran pun selesai, saatnya untuk kita pulang. Waktu menunjukan pukul 01:30pm.
Di ruang kepala sekolah.
Bu Maya, Pink Prof dan juga seorang laki-laki sedang berkumpul membicarakan sesuatu.
"Hei kau, apa kau sudah menyiapkan kelas khusus untuk mereka ?" Ucap Bu Maya memulai pembicaraan.
"Belum bu, saya masih mendata siapa yang cocok untuk masuk ke kelas itu. " Ujar lelaki itu santai.
"Aku masih belum mengerti dengan akan kedatangan nya alien yang kamu maksud, seberapa jahatkah mereka itu ?" Tanya Pink Prof.
"Aku masih belum yakin, tapi aku bisa merasakan kedatangan mereka tidak akan lama lagi, bisa saja besok, lusa atau minggu depan." Jelas lelaki itu.
"Secepat itu ?, Tapi kita masih belum bersiap. Apa yang kita lakukan sekarang ini hmm." Bu Maya mengeluh.
"Tapi jangan khawatir Bu, bisa saja kedatangan mereka bukan untuk berperang tapi hanya untuk mampir." Terka Pink Prof.
"Haah memangnya bumi adalah tokok kueh yang bisa di hampiri begitu saja, kau ini ada-ada saja." Tegur Bu Maya.
"Pihak pemerintah jangan sampai tahu masalah ini, jika mereka tahu. Bisa saja mereka akan bertindak semena-mena pada alien itu." Tambah si lelaki.
"Semena-mena ?, Maksud kamu ?. Kalau si alien itu muncul justru pihak pemerintahlah yang akan di perlakukan semena-mena oleh para alien itu. Kita butuh orang-orang yang berkekuatan khusus seperti kita. Dan kalau hanya kita yang melawan mereka sudah pasti kita akan kalah telak." Jelas Bu Maya lagi.
"Hmm aku rasa ada satu siswi baru yang mungkin bisa membantu kita, dan dia memiliki kemampuan khusus seperti kita. Ya awalnya aku ingin merahasiakan nya dari kalian tapi apa boleh buat. Aku akan beri tahu kalian." Ucap Pink Prof tersenyum.
"Maksud kamu siapa dia ?" Tanya Bu Maya penasaran.
"Seperti kita tahu, sekolah ini menerima siswa siswi yang memiliki kemampuan-kemampuan khusus tapi sayang nya kita belum menemukan murid seperti itu. Karena masyarakat di sini hanya menganggap selogan sekolah kita sebagai lelucon saja." Jelasnya lagi.
"Iya sih kamu benar prof, tapi siapa siswi yang kamu maksud itu ?" Bu Maya penasaran dengan mengerenyitkan matanya.
"Loh aku pikir Bu Maya dan kamu sudah tahu siapa dia, karena kalian akan membentuk kelas untuk murid-murid yang berkemampuan khusus ?" Tanya Pink Prof heran.
"Aku hanya mendata murid-murid yang pandai bermain sulap atau magic lain nya. Jadi aku tidak tahu kalau ada siswi yang kamu sebutkan itu Prof." Jawab si lelaki itu.
"Hahaha kamu jangan bercanda, yang akan kita hadapi itu alien bukan manusia, melawan mereka dengan sulap itu sama saja dengan bohong. Atau kamu ingin melatih mereka dengan kemampuan yang kamu miliki ?, Aku rasa itu tidak mungkin. Karena melatih mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan, sedangkan tadi kamu berkata kalau alien itu akan datang minggu depan. Dan parahnya lagi kita belum punya kekuatan yang cukup untuk melawan mereka." Ucap Pink Prof merasa heran dengan sikap lelaki itu dan juga Bu Maya yang terkesan tidak tahu apa-apa.
"Tolong katakan saja siapa dia ?" Tanya Bu Maya to the point.
"Baiklah, tapi kamu jangan kaget ok !" Jawab Pink Prof dan melirik lelaki itu.
"Dia adalah Eva, dia datang dari planet Evola. Nama asli dia adalah Evo, sama seperti nama planetnya...." Pink Prof pun menceritakan kejadian saat dia berkemping di daerah garut dan bagaimana kejadian nya saat bertemu dengan Evo atau Eva. Dan cerita itu membuat Bu Maya dan lelaki itu kaget bukan main. Yang mereka kagetkan bukanlah kedatangan Eva ke bumi tapi mendengar kata Lurux.
"Ka kalian kenapa ?, Bu Maya, hei kamu juga kenapa kalian sangat tegang sekali. Bukanya Bu Maya sudah tahu soal mereka, Bu Maya tahu kan soal Eva yang merupakan alien dan Viona yang seorang Vampire." Heran Pink Prof yang penuh tanda tanya besar.
"Bukan soal mereka Prof, sebenarnya kita sudah lama saat dia sekolah di sini Eva adalah target kita untuk menjadi bagian dari kelas khusus dan juga Viona serta teman-temanya itu. Yang membuat kita takut adalah, Lurux." Jelas lelaki itu.
"Memangnya ada apa dengan Lurux, siapa mereka sebenarnya ?" Tanya Pink Prof yang semakin ingin tahu.
"Hah baiklah akan ku jelaskan, sebenarnya mereka adalah..." Bu maya pun menjelaskan kalau bangsa Lurux adalah bangsa yang sangat ambisius, serakah dan juga kejam. Semua planet yang mereka jajah akan berakhir penderitaan. Jika tuan rumah planet itu tidak mau menyerahkan planet nya, maka mereka tidak akan segan untuk berperang dengan kekuatan penuh untuk menguasainya. Tidak jarang ada planet yang memilih di ledakan oleh penghuninya sendiri dari pada harus di jajah oleh bangsa tersebut. Sama seperti yang di lakukan oleh raja Evola atau ayah dari Evo alias Eva. Planet mereka bernama Planet Devilia dan di pimpin oleh seorang raja yang sangat kejam bernama Vili.
"Jika mereka yang akan datang ke sini kita sudah tidak punya waktu lagi untuk menyiapkan pasukan untuk melawan mereka." Itulah penjelasan Bu Maya pada Pink Prof yang membuat Pink Prof sangat ketakutan gemetar.
"Sudah tidak ada waktu lagi sekarang, kita sudah terlambat." Keluh lelaki itu.
"TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK ITU BU MAYA !!!!!, KITA SEMUA SIAP KO MEMBANTU SEMAMPU YANG KITA MILIKI." Tiba-tiba saja pintu ruang rapat terbuka dengan keras, itulah aku.
"Ka kalian, kenapa kalian ada di sini ?" Tanya Pink Prof kaget.
"Uuhh menarik, sepertinya kalian menguping pembicaraan kami ya anak-anak ?" Sahut Bu Maya kembali santai.
"Kami hanya tak ingin bumi menjadi sasaran bangsa Lurux yang kejam itu bu." Ujar Rizki serius.
"Iya, cukup planet aku saja yang hancur tak tersisa." Ucap Eva sedih.
"Tapi aku yakin, kita bisa melawanya. Aku dengar saat peperangan dengan bangsa ku dulu, semua pasukan bangsa Lurux meninggalkan planetnya untuk menyerang planet ku. Jadi aku bisa pastikan kalau bangsa Lurux juga telah habis bersama planet ku." Jelas Eva berusaha menenangkan. Yah semoga saja tidak ada lagi yang namanya bangsa Lurux. Itulah gumaman Eva dalam hatinya.
"HAAAHHHH!!!!!, Bapak kan Pak Reza, guru Bahasa Indonesia kami di SD kami dulu kan ?" Teriak Conan mengagetkan dan kami pun tidak percaya itu.
"Wah wah, ternyata kalian sudah besar ya anak-anak ?" Ternyata lelaki itu adalah Pak Reza, guru mereka saat di SD yang sempat mengajak murid-muridnya untuk belajar sejarah di musiem sejarah dulu.
"Jangan-jangan bapak juga punya kemampuan khusus ?" Tebak Mikha.
"Bisa tolong jelaskan, sebenarnya kita sedang ada di sekolah seperti apa Pink Prof ?" Tanya Citra ingin tahu.
"Yah kami juga Bu Maya." Ucap Viona dan Ariel.
"Haahh, sebaiknya kalian pulang saja. Besok akan ibu beri tahu semuanya. Oya, mana tugas sekolah kalian, kalian kesini mau memberikan tugas itu kan ?, Namun kalian terdampar di sini dan menguping pembicaraan kami." Ujar Bu Maya menamprak menanti buku tugas yang akan kami berikan.
"Ya sudah bu, kami mohon pamit dulu. Aku harap tidak ada apa-apa dengan Bumi kita ini." Pamit ku dan juga teman-teman. Pintu pun kami tutup.
"Reza, awasi mereka. Mereka adalah harapan untuk kita semua. Aku juga sudah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah di yang ada di bumi ini yang memiliki kelas khusus seperti kita." Imbuh Bu Maya pada Pak Reza.
"Kita harus antisipasi sedini mungkin, bisa saja yang akan datang adalah pasukan Lurux yang masih tersisa." Tambah Bu Maya serius.
"Baiklah bu, saya juga pamit." Ucap Pink Prof. Dia pun keluar dari ruangan itu dengan penuh rasa takut dan untuk antisipasi, dia akan menciptakan sesuatu dengan ilmu kimia nya.
Malam ini adalah malam minggu, dan biasanya Conan serta Rizki menginap di rumah ku untuk bermain Ps semalaman.
"Hei Rizki, sudah lah mainya. Ini sudah malam." Ajak ku namun tidak di gubris nya.
"Sebentar lagi nih tanggung tahu." Ucap Rizki yang asik memijit-mijit stik control.
"Rizki, coba dong lihat itu jam berapa sekarang. Ini sudah jam 11:30 cepat tidur." Tambah Conan yang tidur di atas kasur lantai.
"Haaahh ok ok aku tidur." Akhirnya Rizki tidur setelah membereskan ps nya.
Sekitar pukul 12:30 aku merasakan getaran di tubuhku, seperti merasakan akan ada yang datang. Rizki dan Conan sudah tidak ada di tempat, aku pikir mereka merasakan nya juga. Akhirnya aku pun keluar tanpa sepengetahuan ibu ku.
"Kalian merasakan sesuatu ?" Ucapku mengagetkan mereka.
"Yah, seperti nya akan ada sesuatu yang datang malam ini, aku takut kalau merekalah yang datang." Conan mulai cemas.
"TEMAN-TEMAAAAAN !!!!" Tiba-tiba terdengar suara Eva dari arah lain memanggil, Eva pun di temani Mikha dan yang lain nya termasuk Ariel.
"Ariel ?, Apa kamu juga..." Belum sempat melanjutkan Ariel menyela.
"Saya merasakan sesuatu datang dari arah langit. Yah saya merasakan nya." Ucap nya yang terus menatap ke arah langit. Tak lama kemudian munculah sebuah cahaya biru di langit seperti piring terbang namun seperti hilang kendali.
"Eva, apa itu pesawat bangsa Lurux ?" Mikha mulai khawatir.
"Aku takut Eva, aku tidak punya kemampuan apa-apa seperti kalian." Tangis Citra.
"Tenang saja, aku yakin itu bukan pesawat mereka. Sepertinya benda itu akan jatuh di kebun belakang sekolah, untuk sekarang ini kita tidur saja dulu di rumah Irwan. Pagi-pagi sekali kita akan kesana untuk mengeceknya." Jelas Eva, tapi kenapa harus tidur di rumah ku ?, Tapi ah sudah deh tidak apa-apa.
Mereka pun akhirnya tidur di rumahku, terpaksa kami para lelaki harus tidur di ruang tv. Karena kamar ku di pakai oleh para wanita itu.
Bersambung...
___________________________________________
Hmm sepertinya Author lupa kalau Rizki punya sebuah ketakutan, kini Author sedang memikirkan nya. Hahaha sory
Comments
Post a Comment